Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Misteri Pulau Ular di Bima NTB, Konon Jelmaan dari Orang Belanda

Intan Afika Nuur Aziizah , Jurnalis-Senin, 12 September 2022 |18:07 WIB
Misteri Pulau Ular di Bima NTB, Konon Jelmaan dari Orang Belanda
Misteri Pulau Ular (dok Freepik)
A
A
A

MISTERI Pulau Ular di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyedot perhatian wisatawan. Pasalnya, pulau yang berada di tengah laut di Desa Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima ini tidak dihuni manusia, tapi dihuni oleh ribuan ekor ular berwarna hitam putih dengan corak belang-belang!

Bentuk ekornya pipih, yang menandakan ia jenis ular laut. Tapi yang menarik perhatian dari Pulau Ular sebenarnya bukan karena banyaknya ular yang mendiami pulau ini, melainkan karena ular di pulau ini berbeda dengan ular pada umumnya yang ada di daerah Bima.

Melansir kanal YouTube Glory Garuda, ular di pulau ini mencari makanan di dalam laut dan beristirahat di atas pulau, tepatnya di antara celah-celah bebatuan. Bahkan, ada pula yang bergelantungan pada tebing terjal. Namun bukannya menakutkan, keberadaan ular itu justru menambah daya tarik pulau ini untuk dikunjungi.

infografis

Pulau ini memang sangat eksotis dengan hamparan air berwarna biru yang sangat jernih. Di balik keindahan itu, ternyata Pulau Ular menyimpan segudang sejarah di dalamnya. Menurut legenda, dikisahkan pada zaman Kepemimpinan Kerajaan Bima, yakni Raja Indra Kumala, terjadi peperangan antara Kerajaan Bima provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Kerajaan Flores provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dalam peperangan tersebut Kerajaan Bima berhasil menaklukan Kerajaan Flores. Alhasil, seluruh wilayah dan peraturan Kerajaan Flores di Pulau Ular pun di pegang penuh oleh Kerajaan Bima.

Setelah sekian tahun tunduk dan takluk pada Kerajaan Bima, Kerajaan Flores pun membangun kembali kekuatan dan mulai menyusun strategi untuk mengambil hak serta kekuasaannya dari Kerajaan Bima. Untuk melancarkan rencananya itu, Kerajaan Flores meminta bantuan dari pihak Belanda.

Akan tetapi, semua bantuan itu tidak diberi secara gratis. Syaratnya, Kerajaan Flores harus membayar upeti sebagai tanda terima kasih kepada pihak Belanda dengan menjual seluruh hasil sumber daya alam kepada Belanda. Sayang, semua rencana yang telah disusun oleh Kerajaan Flores bocor, karena adanya mata-mata yang dikirimkan dari Kerajaan Bima.

Kerajaan Bima pun menghadang musuh yang ingin melakukan serangan di wilayah Timur Bima, tepatnya di wilayah Wera dan Sape. Akhirnya terjadilah peperangan yang sangat besar. Lagi-lagi, pasukan Bima sukses menaklukan musuhnya.

Raja Bima yang sangat murka pada saat itu akhirnya mengutuk seluruh awak kapal, Raja Flores serta para petinggi belanda. Raja Bima mengutuk mereka menjadi seekor ular. Dan, kapalnya pun dikutuk menjadi batu yang akhirnya membentuk sebuah pulau yaitu Pulau Ular.

Di atas Pulau Ular tersebut, ada dua Pohon Kamboja yang konon merupakan tiang dari kapal yang telah dikutuk oleh Raja Bima. Pohon Kamboja tersebut pun masih hidup hingga sekarang dan dikabarkan tidak pernah tumbuh besar. Demikian misteri di Pulau Ular di Bima NTB. Tertarik untuk berkunjung?

(Kurniawati Hasjanah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement