PENELITI di seluruh dunia terus mencari tahu dari mana dan bagaimana cacar monyet bisa mewabah di negara non endemis. Padahal, penyakit ini dulunya sulit sekali menginfeksi manusia yang hidup di wilayah luar endemi.
Negara non endemi yang sudan melaporkan kasus cacar monyet ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) antara lain Australi, Italia, Belanda, Kanada, Swedia, Inggris, hingga Amerika. Sementara itu, negara endemi cacar monyet yang cukup terkenal salah satunya adalah Kongo.
Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi? Kenapa cacar monyet mewabah di negara non endemi?

Menurut Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman, ada banyak kemungkinan, tapi salah satunya adalah perubahan lingkungan akibat ulah manusia itu sendiri.
"Kemunculan penyakit baru, termasuk cacar monyet itu memberi pesan penting bahwa dunia semakin rentan akibat ulah manusia itu sendiri yang mana tanpa sadar atau sadar manusia merusak lingkungan, sehingga ekosistem di bumi ini menjadi tidak berjalan tidak seperti seharusnya," papar Dicky pada MNC Portal, Senin (30/5/2022).
BACA JUGA : Ahli Ungkap Alasan Cacar Monyet Kecil Kemungkinan Jadi Pandemi
BACA JUGA : Kategori Pasien Cacar Monyet dan Gejala yang Harus Diwaspadai
Selain itu, perilaku manusia saat ini sudah semakin dekat dengan hewan yang mana itu malah membuka peluang terciptanya zoonosis baru yang sebelumnya sulit terbentuk. Artinya, penyakit dari hewan ke manusia semakin mungkin terbentuk karena kedekatan manusia dengan hewan.
"Batas manusia dengan hewan semakin tipis. Ini menyebabkan zoonosis semakin mungkin terjadi. Di sisi lain, banyak hewan yang kini punah, tetapi virus yang ada di hewan itu perlu mencari inang baru yang memungkinkan tubuh manusia menjadi 'rumah' barunya karena batas yang semakin tipis tersebut," terang Dicky.
"Karena inangnya mati, si virus pada hewan itu agar bisa bertahan hidup harus mencari 'rumah' baru dan tubuh manusia menjadi tempat yang bisa ditinggali virus," tambahnya.
Karena hal ini, apa yang harus dilakukan?
Dicky menyarankan agar manusia memperhatikan keseimbangan kesehatan ekosistem lingkungan. Artinya, bukan hanya kesehatan manusia yang diperhatikan, tapi juga hewan dan lingkungan. Sebab, ketiga hal itu saling berkaitan dan punya peran menentukan bagaimana kesejahteraan hidup manusia.
"Selain perilaku manusia harus mengutamakan kebersihan dan kesehatan, penting juga untuk kita semua memastikan kesehatan hewan dan lingkungan, karena itu pun faktor yang sama pentingnya dengan kesehatan manusia," ungkap Dicky.
Untuk pemerintah, Dicky menyarankan agar memperkuat surveilans serta riset soal vaksin dan obat-obatan. Kemudian, penguatan di sumber daya manusia pun harus jadi prioritas pemerintah.
"Penguatan pelayanan kesehatan secara menyeluruh pun harus ditingkatkan oleh pemerintah. Ini tentu menjadi aspek yang bisa diandalkan," katanya. "Kemampuan mendeteksi adanya ancaman pun harus dimiliki oleh Indonesia," tambah Dicky.
(Helmi Ade Saputra)