Kawasan Timur Indonesia seringkali memiliki pesona istimewa yang belum terungkap. Pantai yang masih perawan atau suasana alam dan kampung adat yang belum tersentuh perkembangan zaman bisa kita temukan di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Desa-desa wisata di NTT dapat menonjolkan diri sebagai desa wisata budaya, desa wisata bahari, atau desa wisata alam. Ingin lebih banyak informasi terbaru destinasi wisata dan ekonomi kreatif di Nusa Tenggara Timur atau yang ada #DiIndonesiaAja?
Follow akun Instagram @pesona.indonesia dan TikTok: @pesonaindonesia. Jangan lupa untuk selalu ikuti program Pesona Punya Kuis (PUKIS) untuk mendapatkan hadiah merchandise dan uang tunai jutaan rupiah bagi Anda yang beruntung.
Mari kita simak desa wisata yang ada di Nusa Tenggara Timur, berikut rekomendasinya untuk Anda yang suka berpetualang.
1. Desa Wae Rebo
Desa Wae Rebo berlokasi di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, NTT. Berlokasi seolah terselip di pegunungan, Desa Wae Rebo memiliki pemandangan alam yang memukau. Hamparan rerumputan hijau dan lanskap perbukitan elok sungguh memanjakan mata.
Karena berlokasi di dataran tinggi, atau sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, suhu di Desa Wae Rebo cenderung sejuk, dan bahkan terbilang dingin pada malam hari. Menariknya lagi, Anda pun bisa menyaksikan selimut kabut pada pagi atau sore hari yang menyuguhkan nuansa misteri tetapi menawan.
Wae Rebo, salah satu desa wisata tercantik di dunia. Siapa kuasa menolak untuk mengunjunginya? (Foto: Barry Kusuma)
Desa Wae Rebo juga dikenal akan rumah adatnya yang unik, yaitu Mbaru Niang. Mbaru Niang merupakan rumah adat yang berbentuk kerucut menjulang tinggi.
Rumah adat ini terdiri dari lima lantai dengan atap yang terbuat dari susunan daun lontar dan dibangun tanpa menggunakan paku. Unik bukan?
Tiap lantai di Mbaru Niang memiliki fungsinya tersendiri. Lantai pertama biasanya menjadi pusat aktivitas keluarga dan sebagai tempat tinggal utama.
Lantai kedua menjadi tempat untuk menyimpan perkakas rumah tangga dan bahan makanan. Warga Desa Wae Rebo mayoritas bekerja sebagai petani dan menyimpan benih-benih tanaman di lantai tiga Mbaru Niang.
Lantai empat Mbaru Niang digunakan sebagai tempat untuk persediaan bahan makanan jika musim paceklik tiba. Sementara itu, lantai lima Mbaru Niang dimanfaatkan sebagai tempat untuk memberikan persembahan kepada arwah leluhur.
Selain rumah adatnya yang unik, di Desa Wae Rebo dikenal akan kain tenun dengan motif khas Manggarai yang berwarna cerah. Karena keunikan dan terpeliharanya adat dan budaya, Desa Wae Rebo mendapatkan apresiasi sebagai salah satu warisan budaya UNESCO pada tahun 2012 dan berhasil meraih apresiasi di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun pernah menyempatkan diri singgah di Desa Wae Rebo. Sandiaga mengungkapkan sensasi berwisata di Desa Wae Rebo adalah salah satu yang paling berkesan.
2. Desa Komodo
Berlokasi di Kawasan Manggarai Barat, NTT, kita bisa mengunjungi Desa Komodo yang berada di wilayah Taman Nasional Komodo. Sesuai namanya, Anda bisa menemukan satwa asli Indonesia, yaitu komodo di sini. Hewan reptil melata berukuran raksasa ini bisa Anda jumpai secara langsung.
Namun, tetaplah berhati-hati dan tetap menjaga jarak dengan satwa liar ini ketika berwisata ke sana. Meskipun eksotis, gigitan komodo bisa berakibat fatal. Menariknya, tidak hanya komodo, Anda juga bisa menemukan satwa lainnya seperti rusa atau kijang dan burung kakatua jambul kuning.
Suasana Desa Komodo benar-benar eksotis. Anda akan mendapat sajian pemandangan padang sabana, yaitu hamparan luas area semacam gurun yang ditumbuhi tumbuhan dan semak-semak.
Kawasan pantai di Desa Komodo juga tidak kalah memukau. Pasir putih kecokelatan dengan air biru jernih di sekitar Desa Komodo membuat wilayah ini menjadi salah satu destinasi wisata utama setelah Labuan Bajo. Desa Komodo saat ini tengah berbenah agar dapat memberikan layanan lebih baik lagi untuk para wisatawan.
Selain kedua desa tersebut, masih banyak desa-desa wisata lainnya yang menarik dikunjungi ketika berada di NTT. Sebagai contoh, ada Desa Wisata Detusoko Barat, yang juga mendapatkan apresiasi sebagai Desa Wisata Berkembang pada ADWI 2021.
3. Desa Pambota Njara
Ada pula Desa Pambota Njara yang kondang akan hasta karya tenun ikat khas Nusa Tenggara Timur yang cantik. Desa Pambota Njara juga mempunyai pemandangan menawan dari kawasan perbukitan Warinding.
Untuk mencapai kawasan perbukitan Warinding, Anda memang perlu melakukan sedikit pendakian. Meskipun perlu sedikit berlelah-lelah, perjalanan Anda akan terbayar saat menyaksikan hamparan pemandangan elok di perbukitan Warinding.
Topografi perbukitan yang turun-naik menyajikan panorama sabana luas yang seolah berlekuk-lekuk. Hembusan angin segar khas perbukitan akan Anda nikmati lepas di perbukitan Waringin.
Belum lagi jika Anda menghabiskan waktu hingga senja tiba. Pemandangan matahari terbenam yang indah akan bisa dinikmati di kawasan perbukitan Waringin. Inilah yang membuat perbukitan Waringin seolah menjadi destinasi wajib ketika berwisata di NTT.
4. Desa Bena
Ada lagi desa yang menarik yaitu Desa Bena. Apa yang menarik di sini? Anda bisa menemukan warisan situs dari era megalitikum di Desa Bena. Ya, pahatan bebatuan kuno yang berumur ribuan tahun terdapat di Desa Bena.
Menariknya lagi, Desa Bena juga masih mempertahankan adat-istiadat warisan para leluhurnya. Mulai dari bangunan tradisional, pakaian tradisional, situs-situs sejarah dan rumah adat, serta berbagai upacara adat dan ritual.
Anda pun bisa menyaksikan aktivitas masyarakat sehari-hari ketika berkunjung ke Desa Bena. Misalnya, menenun kain tradisional khas Bena. Berlatar pemandangan pegunungan Wolo Ra dan Gunung Inerie, dijamin petualangan ke Desa Bena sungguh tak terlupa.
5. Desa Liang Ndara
NTT seolah tidak kehabisan pesona budaya desa adatnya. Desa Liang Ndara contohnya. Anda akan menjumpai masyarakat Desa Liang Ndara yang penuh dengan keramahan yang tulus ketika menyambangi desa ini.
Masyarakat Desa Liang Ndara memang dengan terbuka menyambut setiap wisatawan yang berkunjung dan mempertunjukkan seni dan budaya khas desanya. Misalnya tarian Caci. Tari Caci ini biasanya dipertunjukkan dalam kesempatan upacara adat seperti pembukaan lahan untuk berladang atau bertani.
Desa Liang Ndara juga dikenal akan pemandangan alamnya yang masih asri. Hamparan sawah dan ladang yang luas dengan angin sepoi-sepoi sungguh memanjakan jiwa. Apalagi tak jauh dari Desa Liang Ndara terdapat hutan Mbeliling yang masih terjaga kealamiannya.
Anda pun bisa mengunjungi sejumlah air terjun di sekitar kawasan Desa Liang Ndara. Sebutlah di antaranya Air Terjun Wae Satar dan Air Terjun Wae Rebus. Air terjun yang sejuk segar dengan latar tebing menghijau sungguh memukau.
Berburu kain tenun (Foto : Wonderfulimage.id/Masday)
Untuk menjelajahi pesona NTT tidak cukup sehari atau dua hari. Coba luangkan waktu lama untuk mencicipi keindahan di NTT sekaligus menikmati pesona budaya masyarakat setempat dan tidak lupa #BelikreatifLokal dengan keunikan hasil kerajinan sebagai cendera mata dan kenang-kenangan setelah berpetualang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong masyarakat untuk membeli dan memakai produk buatan lokal sebagai upaya mempercepat kebangkitan ekonomi dan memperluas peluang kerja. Menparekraf Sandiaga menjelaskan produk ekonomi kreatif di Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk dari luar negeri. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk bangga dengan produk buatan Indonesia dalam mendukung pemulihan perekonomian nasional.
“Bangga Buatan Indonesia (BBI), jangan cuma bangga, tapi beli buatan Indonesia. Jadi kita jangan jadi Rohali (Rombongan Hanya Lihat-lihat), atau Rihana (Rombongan hanya nanya-nanya), kita semua harus jadi Rojali (Rombongan Jadi Belanja dan Beli),” kata Sandiaga dalam pernyataannya, Rabu (23/3/2022).
Jangan lupa, siapkan kondisi fisik agar tetap sehat saat mengalami perubahan cuaca antardaerah. Jagalah higiene dan kebersihan di lokasi wisata, serta pilih agen perjalanan wisata terpercaya.
Selama berlibur meski sudah vaksin, utamakan protokol kesehatan dengan disiplin menerapkan 6M, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama agar petualangan Anda sehat, aman dan nyaman. Selamat berlibur! (WLD/VAL)
CM
(Agustina Wulandari )