Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Studi: Skizofrenia Faktor Risiko Tertinggi Kedua Kematian Akibat Covid-19

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Jum'at, 29 Januari 2021 |16:19 WIB
Studi: Skizofrenia Faktor Risiko Tertinggi Kedua Kematian Akibat Covid-19
Ilustrasi (Foto : Medicaldaily)
A
A
A

Studi terbaru mencatat bahwa Skizofrenia mungkin menjadi salah satu faktor risiko tertinggi penyebab kematian akibat Covid-19 setelah faktor usia.

Para ahli kesehatan sebelumnya menemukan orang dengan penyakit mental, terutama depresi dan Skizofrenia, suatu kondisi yang menyebabkan distorsi dalam pemikiran dan persepsi, memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi SARS-CoV-2, atau virus penyebab Covid-19. Kala itu, belum diketahui secara pasti apakah gangguan mental ini juga dikaitkan dengan risiko kematian akibat Covid-19.

Namun menurut studi terbaru, penyakit gangguan metal dinilai memiliki kaitan erat dengan penyebab kematian akibat Covid-19. Hal tersebut diketahui dari hasil penelitian sejumlah ahli di Kota New York, Amerika Serikat.

Isolasi Mandiri

Penelitian dilakukan dengan menghimpun catatan kesehatan dari 260 klinik rawat jalan dan empat rumah sakit di Kota New York, serta data yang diterbitkan oleh catatan kesehatan elektronik Universitas New York sebanyak 26.540 pasien, di mana 7.348 di antaranya (orang dewasa) dinyatakan positif Covid-19 pada periode 3 Maret dan 31 Mei 2020.

Dari data tersebut, mereka kemudian membagi pasien dengan gangguan kejiwaan yang memiliki riwayat Skizofrenia, gangguan mood, dan gangguan kecemasan. Data itu lalu dibandingkan dengan pasien Covid-19 yang sama sekali tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan.

Baca Juga : Patahkan 7 Mitos Skizofrenia yang Sering Dipercaya Orang Awam

Penelitian ini juga disesuaikan dengan jenis kelamin, usia, ras, dan faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan potensi kematian seperti penyakit komorbid (tekanan darah tinggi, diabetes, kondisi jantung, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit ginjal kronis, merokok, dan kanker(.

Hasilnya, lebih dari 7.000 orang dewasa yang terinfeksi virus Covid-19 pada periode tersebut, 75 pasien memiliki riwayat Skizofrenia, 564 memiliki riwayat gangguan mood, dan 360 memiliki riwayat gangguan kecemasan. Secara keseluruhan, terdapat 864 pasien Covid-19 meninggal atau dipulangkan ke rumah sakit dalam waktu 45 hari sejak didiagnosis.

Para peneliti menjelaskan mereka tidak menemukan hubungan antara gangguan kecemasan atau gangguan mood dengan kematian akibat Covid-19. Tetapi mereka menemukan orang dengan Skizofrenia memiliki risiko kematian 2,7 kali lebih tinggi dibandingkan orang tanpa gangguan mental. Penemuan ini setidaknya memberi sebuah gambaran baru bahwa Skizofrenia menjadi faktor kematian Covid-19 tertinggi kedua setelah usia.

Sebagai perbandingan, pasien berusia antara 45 dan 54 tahun 3,9 kali lebih mungkin meninggal akibat COVID-19 daripada pasien yang lebih muda (dan risiko itu meningkat dua kali lipat setiap 10 tahun setelah usia 54 tahun), terlepas dari apakah mereka memiliki gangguan mental. Penderita gagal jantung atau diabetes memiliki risiko masing-masing 1,65 kali dan 1,28 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat COVID-19.

“Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan schizphrenia telah memperpendek usia harapan hidup rata-rata sebanyak 20 tahun; dan banyak yang meninggal lebih awal karena pneumonia dan penyakit virus,” kata penulis senior Dr. Donald Goff, seorang profesor psikiatri di NYU School of Medicine.

skizofrenia

Kendati demikian, lanjut Dr Goff, penurunan harapan hidup itu dianggap sebagian besar merupakan cerminan dari faktor risiko medis dan perilaku lainnya yang biasanya menyertai Skizofrenia, termasuk obesitas, penyakit jantung, dan merokok. Dalam penelitian ini, penderita Skizofrenia masih memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, meskipun penulis telah menyesuaikan dengan kondisi tersebut.

"Sepertinya ada sesuatu tentang penyakit skizofrenia atau mungkin pengobatan yang menyebabkan mereka berada pada risiko kematian yang sangat tinggi,” tambah Goff.

Misalnya, mungkin penyakit atau obat-obatan tersebut mengganggu sistem kekebalan, katanya. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa orang dengan Skizofrenia dapat mengubah respons imun dan variasi gen yang mengatur respons imun tubuh terhadap infeksi.

(Helmi Ade Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement