Pulau Ternate, Rumah bagi Pengrajin Kain Tenun Khas Alor
PULAU Alor tak hanya menyuguhkan panorama alam yang eksotis, namun juga menyimpan kekayaan budaya yang berlimpah. Salah satunya kain tenun.
Keunikan kain tenun Pulau Alor terletak pada proses pembuatannya yang menggunakan bahan-bahan alami. Termasuk untuk bahan pewarnanya yang diambil lngsung dari biota laut.
Kabupaten Alor memang terdiri dari 20 pulau-pulau kecil, sehingga tak heran bila hasil lautnya berlimpah.
Salah satu pusat pengrajin di Kabupaten Alor berada di Pulau Ternate. Sebagian besar mama-mama dan anak perempuan di pulau ini memang bekerja sebagai penenun.
Baca juga: Eksotisme Pantai Batu Lubang, Surga Tersembunyi di Ujung Selatan Pulau Alor
Bahkan, sebelum tren kain tenun booming di industri fesyen Tanah Air, Pulau Ternate sudah termasyhur sebagai pusat kain tenun ikat khas NTT.
Ciri khas kain tenun di tempat ini didominasi warna cerah. Mengingat pembuatannya menggunakan perwarna alami, prosesnya cenderung memakan waktu yang lebih lama.
Tapi tenang, kain yang dihasilkan tidak pernah mengecewakan. Menurut sejarah, penggunaan pewarna alami ini menjadi ciri khas yang dipegang teguh secara turun temurun oleh warga Pulau Ternate.
Untuk beberapa warna bisa diambil dari pepohonan yang ada di sekitar desa, sementara warna lainnya diambil dari biota laut yang sering disebut sebagai sponge. Alor memang menyimpan keindahan bawah laut yang memanjakan mata.
Aneka warna dan biota laut inilah yang menjadi inspirasi dari tenun ikat warga desa di Pulau Ternate. Nah, untuk bisa mengambil sponge di bawah laut, warga di Pulau Ternate harus menyelam ke dasar laut.
Nantinya, sponge tersebut akan diambil sari warnanya, dan bisa menghasilkan beragam warna yang cantik di antaranya kuning dan ungu. Sementara untuk warna hitam diambil dari teripang ataupun cumi. Menarik bukan?
(Rizka Diputra)
