Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan kabar meninggalnya dua pendaki gunung dalam kurun waktu yang berdekatan. Kasus pertama dialami oleh seorang pendaki gunung bernama Ari Sulistiyawan (18 tahun) yang ditemukan meninggal dunia di Puncak Gunung Lawu, pada 6 Juli 2020.
Tak selang beberapa lama kemudian, seorang pendaki gunung bernama Multazam (18 tahun) juga dilaporkan meninggal dunia saat mendaki Gunung Piramid di Bondowoso, Jawa Timur. Mendengar kabar duka tersebut, Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), Rahman Mukhlis pun tidak memungkiri bahwa karakteristik gunung di Indonesia, memang memiliki tingkat kesulitan masing-masing.
"Setiap gunung punya karakter masing-masing. Ada yang jalurnya lumayan panjang, rawan longsor, bahkan ada yang kiri kanannya jurang. Jadi pendaki memang harus berhati-hati dan tetap waspada," katanya saat dihubungi Okezone via sambungan telefon, Selasa (11/8/2020).
Lebih lanjut Rahman menjelaskan secara gamblang 4 karakteristik gunung dengan jalur pendakian berdasarkan pengalaman pribadinya. Berikut ulasannya.
1. Gunung Raung, Jawa Timur
Meski popularitasnya tidak setenar Gunung Semeru dan Rinjani, Gunung Raung merupakan salah satu gunung di Jawa Timur yang cukup banyak diminati oleh pencinta alam Indonesia.
Di balik pesona alamnya yang sangat indah, jalur pendakian Gunung Raung sejatinya cukup sulit untuk dilalui. Karakteristik gunung ini memiliki rute terekstrem di Pulau Jawa. Terutama bagi mereka yang memulai proses pendakian melalui jalur selatan (Desa Kalibaru).
"Kalau pilih jalur ini, proses pendakiannya lumayan panjang. Ditambah lagi karakteristik hutan tropisnya yang rapat, dan medan yang terjal. Jadi kalau mau sampai puncaknya (puncak sejati), harus pakai teknis pemanjatan dan bantuan tali temali. Tidak bisa sembarangan," jelas Rahman.
Jadi, jangan heran bila Gunung Raung kerap disebut dengan istilah, The Carstenz of Java. Bentuk puncaknya kerucut dengan kondisi di sekitarnya jurang.
"Sampai ada yang bilang jalur menuju puncak Raung itu seperti jembatan sirotol mustaqim karena bentuk medan punggungannya menuju puncak sejati, yang terjal, sempit, dengan kanan kiri jurang. Sumber mata air disini juga cukup sulit ditemukan," ungkap Rahman.
Baca juga: Centilnya Mama Nia Ramadhani, Kini Pakai Swimwear Kembaran Sama Anak
2. Gunung Argapura, Jawa Timur
Selanjutnya ada Gunung Argapura di Jawa Timur. Sedikit informasi, ketinggian gunung ini 3.088 meter dari permukaan laut. Gunung Argapura juga merupakan bekas gunung berapi yang kini sudah tidak aktif lagi.
Lantas seperti apa tingkat kesulitannya? Rahman mengatakan, salah satu karakteristik Gunung Argapura adalah jalur pendakiannya yang sangat panjang. Jarak yang harus ditempuh kurang lebih 63 km untuk sampai ke puncak. Dan biasanya memakan waktu hingga 4 sampai 5 malam.
Maka dari itu, pendaki diimbau untuk melakukan persiapan yang sangat matang, mulai dari stok logistik, pakaian layak pakai, dan terpenting adalah kesiapan fisik dan mental untuk sampai ke puncak.
"Yang benar-benar harus diperhatikan ketika mendaki Gunung Argapura adalah kekuatan fisik dan endurance (kemampuan untuk melakukan gerakan di seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama). Selain itu, pahami kondisi dan jalurnya," kata Rahman.
3. Gunung Semeru, Jawa Timur
Gunung ini sempat booming di kalangan wisatawan Indonesia, setelah dijadikan lokasi syuting untuk film 5 cm yang dibintangi Herjunot Ali, Saykoji, Raline Shah, dan Pevita Pearce. Di balik keindahannya yang begitu memikat hati, jalur pendakian Gunung Semeru juga dikenal sangat sulit dan berulang kali telah memakan korban.
Pada 2013 lalu, seorang pendaki gunung bernama Endang Hidayat dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung dalam pendakian dari Pos Dua, Waturejeng.
Menurut penjelasan Rahman, karakteristik jalur pendakian di Gunung Semeru memang dipenuhi medan yang terjal dan berpasir. Bukan tanpa alasan, gunung ini memiliki ketinggian hingga 3.676 mdpl (tertinggi di Pulau Jawa).
"Jadi dari Kalimati sampai ke puncak Mahameru itu medannya terjal dan berpasir. Kalau sampai ada batu-batuan yang lepas, pendaki pun rawan jatuh. Dan yang harus diperhatikan juga saat turun. Ini rawan sekali. Itulah sebabnya, ada aturan tidak diperbolehkan sampai ke puncak. Pendakian hanya boleh sampai Kalimati," kata Rahman.
4. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat
Terakhir ada Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Setelah Semeru, Gunung Rinjani memang menjadi destinasi favorit para pendaki yang hendak merayakan momen 17 Agustus.
Namun perlu Anda ketahui bahwa jalur pendakian di gunung ini juga dipenuhi medan yang cukup sulit hingga dapat menguras fisik dan mental. Terlebih bila Anda mendaki Rinjani via Sembalun. Setelah pos 3, Anda akan dihadapkan medan yang cukup berat yakni, Bukit Penyesalan.
Di tempat tersebut, ada 7 bukit yang harus didaki sebelum sampai di pos terakhir, Plawangan Sembalun. Sesuai dengan namanya, bukit ini menjadi momok menakutkan bagi para pendaki ketika mendaki Gunung Rinjani.
Pasalnya, Bukit Penyesalan memiliki medan yang menanjak dan terjal sampai ke ujungnya. Sehingga diperlukan fisik dan mental yang kuat untuk bisa melaluinya.
"Selain itu, di beberapa titik jalur pendakian Gunung Rinjani juga rawan longsor diantaranya dari Danau Segara Anak ke Pelawangan Senaru," tutup Rahman.
Catatan tambahan : Keempat gunung di atas hingga saat ini masih ditutup untuk publik, terkecuali kawasan Gunung Rinjani yang sudah dibuka sejak awal Juli lalu. Namun wisatawan tidak diperkenankan untuk melakukan pendakian.
(Dyah Ratna Meta Novia)