VIRUS korona Wuhan (corona virus/2019-nCov) atau yang juga disebut Covid-19 memang belum memiliki obat. Salah satu cara untuk mencegah penularannya adalah dengan mencuci tangan dengan sabun dan memakai masker, agar tidak terdampak melalui udara.
Penyediaan masker pun menjadi salah satu prioritas pencegahan virus korona baru (2019-nCoV) di Singapura. Pemerintah Singapura bahkan menugaskan tentara mereka untuk mengemas jutaan masker per harinya.
Masker menjadi salah satu alat mencegah seseorang terinfeksi virus korona. Meskipun efektivitas masker biasa jauh lebih rendah dibandingkan dengan masker jenis N95 yang memiliki filter udara.

Tapi, dengan memakai masker maka dapat meminimalisir seseorang menyentuh area hidung dan mulutnya secara langsung, karena itu bisa jadi jalan virus masuk ke dalam tubuh lebih cepat.
Nah, karena masker menjadi alat pelindung diri yang sangat diperhatikan, pemerintah Singapura akhirnya memberikan masker secara cuma-cuma untuk seluruh masyarakat di negaranya. Hal itu bisa kita tahu dari video yang dibagikan Nas Daily di Youtubenya.
Dijelaskan di sana bahwa pemerintah Singapura cukup serius dalam menyediakan masker ini, guna menjaga agar virus korona tidak semakin merebak. Mereka membagikan masker ke seluruh negeri, tanpa kecuali.
Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan peraturan bahwa siapa pun yang menjual masker bentuk lain dengan sengaja menaikan harganya, akan dihukum.
"Mereka (pemerintah Singapura) membuat sikap ilegal (melanggar hukum) pada supermarket yang menaikan harga masker jenis lainnya," kata Nas.
Dengan diberlakukannya peraturan ini, pemerintah Singapura berharap agar ketersediaan masker dapat terjaga dengan baik dan tidak ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan. Upaya ini juga bisa menjadi contoh untuk negara lain tentunya.
Sementara itu, menurut South China Morning Post per 12 Februari 2020, sudah ada 47 kasus virus korona baru di Singapura. Data juga menjelaskan, 25 orang terinfeksi melalui 'local transmission' atau antarmanusia meski mereka tidak punya riwayat ke Wuhan, China.
(Martin Bagya Kertiyasa)