Awal tahun 2020 dibuka dengan tidak menyenangkan dengan merebaknya kasus virus korona Wuhan. Virus ini muncul pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Virus korona wuhan yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya, sehingga membuat masyarakat global khawatir. Mengingat penyebarannya sudah lintas benua, dengan banyaknya kasus yang sudah terdeksi di banyak negara. Mulai dari Asia, Eropa, hingga Australiasia.
Virus korona Wuhan ini juga akhirnya berdampak negatif pada arus industri pariwisata dunia, termasuk Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Elly Hutabarat, Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia, wujud paling nyata adalah dengan banyaknya pembatalan kunjungan dari wisatawan China menuju Indonesia. Diketahui, wisatawan China merupakan salah satu market besar industri pariwisata Indonesia.

“Pembatalan karena virus korona, banyak banget sekira 10 ribu wisawatan China batal ke Bali. Pembatalan juga berlaku dari sini –Indonesia ke China,” ungkap Elly, kala ditemui Okezone belum lama ini di Menteng, Jakarta Pusat.
Untuk menangani dampak yang terjadi pada industri pariwisata Indonesia dengan adanya kasus virus korona China, sejatinya meski pemerintah Indonesia juga tetap berupaya namun penyelesaian utama dikatakan oleh Presiden Direktur Galileo Indonesia, distributor Travelport di Indonesia, Raymond Setokusumo tetap ada pada pemerintah China. Bagaimana pemerintah China bisa menemukan obat untuk menanggulangi permasalah virus korona ini secepat mungkin.
“Tentu pengaruhi income ya di sektor travel, kita juga tergantung sama wisatawan China. Saya kira saat ini lebih ke tergantung berapa lama pemerintah China bisa menemukan obat untuk virus korona China, dan bagaimana WHO menangani ini. Sekali ketemu obatnya saya rasa semua kembali normal,” pungkas Raymond singkat.
(Helmi Ade Saputra)