Salah satu daerah yang terpilih masuk dalam program Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif besutan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) adalah Kutai Kartanegara. Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2016, Bekraf telah melaksanakan program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I). Tujuannya adalah untuk memberikan tools bagi kabupaten/kota dalam memetakan ekosistem, potensi, best practice, dan permasalahan pengembangan sistem ekonomi kreatif.
Program ini kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Fasilitasi Infrastruktur Fisik Deputi Infrastruktur Bekraf dengan meluncurkan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia. Dalam program tersebut, Bekraf akan menetapkan status kreatif untuk kabupaten/kota terpilih, kemudian akan dilakukan fasilitasi dan pendampingan dari Bekraf. Dalam hal ini, Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi salah satu kabupaten/kota yang terpilih.

Mengetahui bahwa Kabupaten Kutai Kartanegara masuk dalam 4 besar program KaTa Kreatif Indonesia, Bupati Edi Damansyah menuturkan rasa syukurnya dan optimis bahwa dukungan yang diberikan Bekraf dapat memperkuat potensi seni pertunjukkan yang selama ini menjadi andalan mereka.
"Hari ini kami bersyukur bahwa kabupaten Kutai Kartanegara masuk 4 besar kota/kabupaten yang terpilih dari serangkaian seleksi yang sudah dilakukan. Kami akan menyusun roadmap dan strategi khusus untuk menguatkan potensi yang ada, terutama seni pertunjukkan," terang Edi Damansyah, saat ditemui Okezone, di Hotel Alila, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2019).
Lebih lanjut, Edi menjelaskan, pemilihan seni pertunjukkan tidak terlepas dari sejarah Kutai Kartanegara yang dulunya dikenal sebagai lokasi Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kabupaten ini juga memiliki potensi seni budaya yang masih terjaga dengan baik. Tidak hanya seni budaya tradisional, tetapi juga mulai merambah ke cabang seni yang sifatnya konvensional dan modern.
"Di samping itu, kami juga memiliki kelompok-kelompok komunitas band rocker yang sangat luar biasa," tambahnya.
Edi mengatakan, Kabupaten Kutai Kartanegara tengah menyusun roadmap baru untuk mewujudkan visi mereka dalam meningkatkan kualitas budaya lokal, sehingga bisa menyentuh pasar internasional.
"Saya optimis setelah Bekraf memberi penguatan seperti memberi bimbingan dan pelatihan berskala internasional, event-event kami bisa dikuatkan lagi ke depannya. Kendati demikian, kami juga membutuhkan keterlibatan dan kolaborasi para stakeholder untuk terus bersinergi," tegasnya.
(Helmi Ade Saputra)