Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pentingnya Penggunaan Pewarna Alami untuk Industri Tekstil

Nur Anisa Putri , Jurnalis-Jum'at, 29 Maret 2019 |21:30 WIB
Pentingnya Penggunaan Pewarna Alami untuk Industri Tekstil
Pentingnya pewarna alami (Foto: Pinterest)
A
A
A

PENCEMARAN air limbah menjadi salah satu masalah penting yang masih terjadi di Indonesia. Dampak-dampak negatif seperti gangguan kesehatan atau merusak keindahan patut segera diatasi dengan cepat. Namun apakah Anda tahu kalau industri fesyen juga menjadi salah satu penyebab terjadinya pencemaran air limbah?

Menurut UN Environment Program (UNEP), industri fesyen adalah pengguna air kedua terbesar, yang dimana 20 persen dari pencemaran air limbah dunia disebabkan karena membuang setengah juta ton serat mikro sintetis ke laut setiap tahunnya. Hal ini pun membangkitkan awareness untuk para tokoh fesyen atau perancang busana lebih memerhatikan bahan yang digunakan untuk suatu item fesyen.

Salah satunya ada A. Nurhasim Hamada, seorang pengrajin kain dan pemilik dari Kekean Wastra Gallery yang juga ikut prihatin mengenai bahaya penggunaan bahan kimia untuk fesyen. Ia mengungkapkan bahwa pencemaran air limbah tersebut bisa diselesaikan melalui bahan pewarna alami. Ia juga sudah memproduksi beberapa kain yang menggunakan pewarna alami.

 BACA JUGA : Insiden Gaun Melorot, Yuk Intip Gisel dengan Baju Serba Tipisnya

“Fokus awal saya itu adalah pada pewarna alami yang memang diproduksi berdasarkan kebudayaan dan pemberdayaan disini. Saya dan team dibelakang saya melakukan pembinaan untuk para penenun di pelosok-pelosok agar bisa memanfaatkan pewarna alami dalam produk tenun dan batik,” jelasnya saat ditemui di acara konferensi pers Indonesia Fashion Week, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2019).

 

Kain tenun sendiri menjadi bagian penting di industri fesyen khususnya di Indonesia. Maka dari itu penggunaan dari pewarna alami yang memang sudah diwarisi oleh nenek moyang kita sangat membantu lingkungan di Indonesia ini bisa menjadi lebih baik, seperti mengurangi global warming dan tentunya pencemaran air limbah.

“Warna dari alam itu sudah ada sejak zaman nenek moyang kita lalu muncullah bahan pewarna kimia yang dibawa oleh penjajah untuk menggantikan pewarna alam,” ujar Nurhasim.

Nurhasim juga menjelaskan kalau bahan-bahan alami yang bisa digunakan sebagai pewarna itu sebenarnya ada di sekitar kita dan mudah untuk didapatkan. Misalkan seperti serat singkong dengan campuran sutra lokal yang pernah ia gunakan untuk membuat kain siap pakai yang cocok digunakan untuk musim dingin.

Selain itu juga ada serat rami yang anti bakteri dan biasanya digunakan di ruang operasi sebagai penangkal bakteri yang menempel di tubuh. Lalu juga ada serat pisang untuk membuat syal yang memiliki tekstur lembut dan bisa masuk ke pasaran Eropa, dan tentunya masih banyak lagi bahan alami yang bisa digunakan sebagai pewarna alami.

 BACA JUGA : 5 Gaya Penampilan Atries Angel, Pacar Baru Chef Juna yang Seksi

“Walaupun hanya menggunakan bahan alami yang memiliki harga murah, hasil dari penggunaan bahan alami terbukti memiliki nilai fesyen yang tidak kalah tinggi dengan yang menggunakan bahan kimia, dan tentu saja penggunaan bahan alami merupakan salah satu cara untuk melestarikan budaya kita,” pungkasnya.

(Dinno Baskoro)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement