BEROLAHRAGA merupakan sebuah keharusan bagi seorang manusia. Aktivitas fisik tersebut dipercaya dapat membuat tubuh menjadi sehat dan fit. Namun, perlu diingat bahwa olahraga juga bisa menyebabkan Anda celaka jika tidak dilakukan dengan benar.
Salah satu olahraga yang sangat mudah dan hemat untuk dilakukan adalah berlari. Saat ini banyak sekali event yang mengadakan acara marathon dengan berbagai jarak tempuh yang berbeda. Event inilah yang kerap digunakan masyarakat untuk berolahraga sekaligus bersenang-senang.
Melihat antusiasme tersebut, Indonesia Sport Medicine Center, dr. Andi Kurniawan, SpKO menegaskan para pemula tidak bisa sembarangan saat hendak melakukan event marathon. Menurutnya, seseorang harus melewati proses latihan yang cukup untuk menghindari cedera.
Baca Juga: Pesona Kecantikan Anisha Kalebic, Wanita yang Ditaksir Pangeran Brunei Darussalam

“Intinya jika ingi mengikuti race mau 5k 10k 20k 42k atau marathon, kita harus terlatih. Pada prinsipnya bagi rekan-rekan pemula, harus melewati program latihan dengan benar. Tidak bisa langsung ikut instan karena risikonya cukup besar,” tegas dr Andi, saat dijumpai Okezone.
Dokter Andi menjelaskan, marathon merupakan sebuah olahraga dengan kekuatan fisik yang besar. Alhasil jika tidak dilakukan dengan benar dan terlatih, maka bisa menyebabkan risiko cidera atau bahkan kematian
“Lari merupakan high intensity excersise dan memiliki impact tinggi, sehingga bisa menyebabkan risiko cidera bahkan kematian. Jadi harus terlatih dan prepare dengan baik,” tambahnya.
Baca Juga: Intip Ramalan Cintamu di Bulan Desember
Meski demikian bagi masyarakat yang penasaran, marathon sebenarnya masih aman dilakukan. Untuk menghindari cidera akibat olahraga ini, dr Andi memberikan beberapa tips yang bisa digunakan.
“Ikut program latihan dan program nutrisi dengan baik dan benar. Semuanya harus balance antara latihan dan recovery. Teknik berlari juga harus benar. Persiapan menjelang race tentang persiapan hidrasi juga harus dipersiapkan. Jika bermasalah dengan penyakit harus berkonsultasi dengan dokter,” tuntasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)