ROMA memiliki banyak bangunan menawan nan bersejarah yang sayang kalau dilewatkan saat traveling ke Italia. Selain Coloseum, satu bangunan yang selalu menarik turis dari berbagai penjuru dunia untuk berkunjung adalah Pantheon. Pantheon disebut sebagai bangunan Romawi kuno terbaik yang sangat terpelihara. Tak cuma keindahan arsitekturnya yang membuat turis penasaran, tapi juga karena sejarah fungsinya yang berubah dari kuil dewa Romawi menjadi gereja Katolik.
Berjarak hanya 1,4 kilometer dari Trevi Fountain, saya memutuskan berjalan kaki menuju Pantheon. Sepanjang jalan saya melihat deretan toko penjual suvenir berbau Roma dan juga toko gelato. Melalui gang kecil dengan jalan berbatu, akhirnya saya sampai juga di depan Pantheon. Salah satu destinasi wajib kunjung di ibukota Italia, Romawi.
Bangunan Pantheon kental dengan nuansa Romawi dengan hadirnya pilar - pilar tinggi yang menyangga Pantheon di atas susunan anak tangga serta kubah. Di bagian depan ada alun - alun yang dihias dengan obelisk, sebuah monumen berbentuk tiang dengan puncak berbentuk piramida yang dihiasi salib. Dibawahnya ada ada kolam air mancur. Alun - alun ini dinamakan Piazza Della Rotonda.
Pantheon dikunjungi jutaan turis setiap tahunnya. Banyak juga turis yang mengunjungi Pantheon saat saya kesana, meski tak ada antrean panjang karena pemeriksaan keamanan seperti halnya saat saya mengunjungi St. Peter's Basilica dan Notre Dame Paris. Para turis tengah sibuk mengagumi keindahan arsitektur Pantheon. Karena sekarang Pantheon berfungsi sebagai gereja, ada juga yang datang kesini untuk berdoa.
Hampir mirip dengan bagian luarnya yang berwarna keabuan sehingga menciptakan kesan suram, bagian dalam Pantheon dihiasi dengan lukisan para santo di sekeliling dinding. Bagian tengahnya dipasangi altar dan beberapa baris kursi untuk para jemaat yang menghadiri misa. Lantai marmernya menciptakan kesan mewah. Bagian yang paling menarik dari Pantheon menurut saya adalah bagian atap kubahnya.
Terdapat sebuah lubang bundar di tengah atap yang berfungsi sebagai tempat masuknya ventilasi dan pendingin udara. Hadirnya lubang ini juga mencegah banjir di dalam bangunan karena air akan terserap masuk ke bawah lantai. Bagian kubah juga dikelilingi oleh panel - panel yang tersusun lima baris. Panel inilah yang membuat bagian kubah Pantheon terlihat menarik bagi saya.
Pantheon dibangun oleh Marcus Agrippa pada masa pemerintahan kaisar Romawi yang bernama Augustus. Bangunannya sempat terbakar dua kali hingga dibangun ulang oleh Hadrian pada tahun 126 Masehi. Saat Romawi masih berjaya, Pantheon berfungsi sebagai kuil untuk memuja dewa - dewa pagan Romawi. Namun sejak abad pertengahan, tepatnya pada tahun 609, Pantheon berubah fungsi menjadi gereja hingga sekarang. Bila traveling ke Roma, sempatkanlah mengunjungi Pantheon karena bangunan bersejarah ini bisa dikunjungi secara gratis.
(Renny Sundayani)