Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gara-Gara Baju Basah, Model Cantik Nyaris Kehilangan Nyawa saat Mendaki Gunung, Kok Bisa?

Annisa Aprilia , Jurnalis-Sabtu, 07 Oktober 2017 |00:22 WIB
Gara-Gara Baju Basah, Model Cantik Nyaris Kehilangan Nyawa saat Mendaki Gunung, <i>Kok</i> Bisa?
Melissa Miller (Foto: Thesun)
A
A
A

PROFESI model dan seorang pemandu gunung adalah dua pekerjaan yang sangat bertolak belakang. Model menuntut seseorang untuk memiliki tubuh yang ideal, proporsional hingga harus menjalani diet ketat dan menjaga bentuk tubuh serta kecakapan wajah. Sedangkan, seorang pemandu gunung harus memiliki kemampuan untuk meminimalkan kecelakaan selama pendakian dan memiliki ketangguhan yang sudah pasti melebihi peserta yang dipandunya.

Namun, kekontrasan dari kedua profesi tersebut telah dilakukan oleh seorang wanita yang berasal dari Swedia. Wanita yang bernama Melissa Miller itu belum lama ini telah membagikan pengalamannya ketika sedang berlatih menjadi pemandu gunung.

Melansir dari laman The Sun, Sabtu (7/10/2017), model berumur 31 tahun ternyata pernah hampir kehilangan nyawanya saat berlatih menjadi seorang pemandu gunung. Keinginannya untuk menjadi seorang pemandu gunung ternyata didasari dari hobi travelingnya.

Beberapa destinasi wisata diberbagai negara telah ia datangi, seperti Bali yang ada di Indonesia, Thailand, Islandia dan kemudian pengalaman yang tidak pernah ia lupakan terjadi di Norwegia. Di sanalah ia mencoba untuk menjadi seorang pemandu gunung.

Melissa mengikuti ekspedisi di musim dingin yang terkenal sulit untuk dilakukan di pegunungan Norwegia. Wanita cantik bertubuh ideal ini mendapatkan pengalaman hampir kehilangan nyawa akibat dari hiportemia yang ia alami ketika ekspedisi berlangsung.

“Pada saat itu, saya tidak terbiasa dengan kondisi cuaca yang dingin, karena saya telah menghabiskan tujuh tahun di luar negeri tepatnya di negara-negara yang hangat,” ucap Melissa seperti yang dilansir dari The Sun, Sabtu (7/10/2017).

Melissa pun menyebutkan penyebab dari serangan hipoterimia yang ia alami salah satunya karena ia sulit beradaptasi pada cuaca dingin dan pakaian yang ia kenakan basah pada saat ekspedisi berlangsung. Pakaiannya basah karena keringat yang keluar saat mendaki ke atas bukit.

“Saya tidak mengganti pakaian saya yang basah karena keringat dengan pakaian yang kering, dan itu kesalahan saya yang nomor dua,” ucapnya.

Kemudian, Melissa bisa selamat dari hipotermia dan kedinginan yang parah berkat bantuan dari temannya yang cepat mengambil tindakan. Teman Melissa langsung mengguncang-guncangkan tubuh Melissa yang hampir tidak sadarkan diri, menyelimuti seluruh tubuh Melissa dengan semua pakaian yang ia temui dan seluruh anggota ekspedisi juga berusaha keras untuk membuat Melissa kembali hangat.

(Helmi Ade Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement