Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tato Jarum Bambu Sak Yant, Seni Tato Ukir dari Para Biksu Thailand

Annisa Aprilia , Jurnalis-Rabu, 30 Agustus 2017 |15:00 WIB
Tato Jarum Bambu Sak Yant, Seni Tato Ukir dari Para Biksu Thailand
Tato Biksu (Flickr)
A
A
A

BEBERAPA daerah di dunia memiliki tradisi untuk menato tubuh. Tato tersebut biasanya memiliki makna tersendiri dan berbeda dari setiap daerah. Tato yang dibuat pun tidak jarang menggunakan cara-cara tradisional, yang tentu memiliki tingkat kesakitan yang berbeda dengan teknik tato modern.

Bagi wisatawan yang memiliki jiwa petualang tinggi, jika mengunjungi daerah yang memiliki tradisi mentato tubuh tradisional, pasti tidak akan melewatkannya dan membawa satu atau lebih goresan tinta di badannya. Salah satu tradisi tato tradisional yang masih ada di dunia salah satunya adalah Tato Sak Yant, Thailand.

Tato Sak Yant termasuk dalam teknik tato tradisional yang unik, karena dilakukan oleh seorang biksu. Sebelum kita membahas mengenai teknik tato tradisional ini lebih dalam, baiknya kita mengenal dari awal apa itu Tato Sak Yant. Arti dari kata Sak dan Yant secara berurutan ialah tusukan dan tato yang diberkati, maka tato Sak Yant merupakan tato yang didesain dan didoakan oleh Budha, dan terukir di kulit oleh seorang biksu.

Foto: acruisingcouple

Proses pembuatan tato Sak Yant dilakukan oleh seorang biksu yang ahli dalam menggunakan batang bambu yang panjang pada zaman kuno dan kini telah menggunakan ujung jarum baja. Biarpun menggunakan cara tradisional, namun pembuatan tato Sak Yant menawarkan perlindungan dan berkat yang langsung dari Buddha.

Perlu diketahui pula, tato yang dibuat oleh seorang biksu, di dalam kuil ini tidak dapat menato tubuh wanita, karena mereka memiliki aturan yang melarang menyentuh lawan jenis. Tapi, bagi traveler wanita yang masih ingin menato tubuh tidak perlu khawatir, Anda tinggal mencari  seorang Arjan atau manyan Bhikku yang juga dapat membuat tato Sak Yant.

Ketika jarum yang terbuat dari bambu menggores tubuh, terasa lebih menyakitkan dari tato modern yang kini banyak tersedia. Namun, hebatnya proses tradisional ini berjalan cukup cepat sekira satu jam lamanya dan rasa sakit pun sembuh sangat cepat. Tidak ada darah sama sekali selama proses penatoan tubuh, tidak ada rasa gatal ataupun kulit yang mengelupas, seperti dikutip dari A Cruising Couple, Rabu (30/8/2017).

(Ade Indra Kusuma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement