POLUSI udara ternyata tidak hanya menyebabkan gangguan pernapasan. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, polusi udara juga dapat menyebabkan masalah kesuburan pada wanita.
Peneliti mengikuti lebih dari 36.000 perempuan dari tahun 1993 hingga 2003. Tingkat polusi udara dari asap kendaraan di sekitar lingkungan rumah mereka dianalisis demi melihat, apakah berhubungan dengan kemampuan perempuan untuk hamil.
Selama masa penelitian, ada sekira 2.500 kasus yang dilaporkan mengenai masalah kesuburan. Studi ini menemukan, perempuan yang tinggal dekat dengan jalan raya (dalam radius 199 meter) lebih berisiko mengalami masalah kesuburan dibanding mereka yang tinggal jauh dari jalan raya.
“Risiko yang sedikit. Tapi, peningkatan risiko dapat menyebabkan masalah kesehatan global yang besar,” kata seorang peneliti di The Center for Research in Environmental Epidemiology dan Barcelona Institute for Global Health, Mark Nieuwenhuijsen yang dikutip Foxnews, Selasa (19/1/2016).
Dalam penelitian ini berfokus pada apa yang dikenal sebagai infertilitas primer, yakni ketika perempuan mencoba untuk hamil setidaknya selama 1 tahun tanpa hasil. Kemudian, infertilitas sekunder, yakni mengacu pada pasangan yang berjuang dengan konsepsi setelah melewati satu kehamilan.
Hasilnya, perempuan yang tinggal dekat jalan raya 5 persen lebih mungkin melaporkan infertilitas primer. Sedangkan, hampir 21 persen perempuan yang tinggal dekat jalan raya melaporkan infertilitas sekunder dibanding mereka yang tinggal jauh dari jalan raya.
Menanggapi ini, seorang peneliti di Cleveland Clinic Ohio, Dr Sajal Gupta mengatakan, hasil tersebut menambah bukti polusi dapat berdampak negatif terhadap upaya hamil. Karena itu, Dr Gupta memperingatkan perempuan yang tinggal di daerah polusi.
“Pasangan yang menderita infertilitas perlu berhati-hati, terutama jika mereka di daerah yang tinggi partikulat ambien. Relokasi ke daerah dengan kontaminasi rendah partikel merupakan alternatif mencegah dampak negatif pada kesuburan,” imbuh Dr Sajal Gupta
(Helmi Ade Saputra)