UNTUK mempromosikan pariwisata, harus melihat waktu yang tepat. Hal ini agar upaya mendatangkan turis asing lebih efektif.
Hal tersebut senada dengan apa yang diutarakan Menteri Pariwisata (Menpar) Indonesia Arief Yahya. Menpar mencontohkan beberapa momen-momen liburan, misalnya setiap Februari untuk Tahun Baru China khusus turis asal Tiongkok, kemudian masa libur anak-anak pada Juni dan Juli, lalu Desember untuk perayaan Natal dan Tahun Baru.
Untuk bulan Februari, Menpar Arief mengakui promosi perayaan Imlek sudah terlambat, karena seharusnya dilakukan sejak Desember lalu. Oleh karenanya, selain momen Konferensi Asia-Afrika pada bulan April, Menpar Arief tidak ingin kembali terlambat untuk promosi di momen liburan anak-anak.
Menpar sendiri menganggap promosi pariwisata akan berjalan efektif minimal dua bulan sebelum memasuki momen liburan. Hal tersebut berlaku untuk mendatangkan turis-turis mancanegara, sehingga promosi momen liburan anak-anak akan dimulai minimal sejak bulan April.
“Untuk liburan anak-anak promosinya jangan sampai terlambat lagi. Periode libur anak-anak itu bulan Juni-Juli. Harus diputuskan sekarang, sehingga promosi Bulan April dan Mei itu sudah jalan, jadi jangan sampai terlambat,” ungkap Arief Yahya kepada Okezone di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
(Johan Sompotan)