Tsania Marwa (Foto: Lutfiah/okezone)
BUKAN perkara mudah menjalani pernikahan di kalangan selebriti. Selain dikeliling ancaman kawin cerai, godaan lain pun mengintai, tak terkecuali bagi mereka yang terpaut usia puluhan tahun seperti pasangan Atalarik Syah-Tsania Marwa yang hendak meresmikan tali cinta mereka pada Februari 2012.
Menggapai keharmonisan dalam pernikahan adalah dambaan semua pasangan usai menikah. Namun ketika memasuki realita babak baru pernikahan, kenyataannya hal tersebut bukan sebuah hal mudah. Ada banyak hal simpel hingga rumit mewarnai kehidupan rumah tangga yang dibina.
Berbagai ancaman baik yang bersifat internal hingga eksternal pun tak luput mewarnai di dalam keseharian rumah tangga. Apalagi kedua pasangan sama-sama disibukkan dengan aktivitas masing-masing, tak terkecuali mereka yang menjalani karier di bidang yang sama sekalipun.
Kesibukan memang tak ditampik kerap membenamkan keintiman dan juga keharmonisan hubungan dengan pasangan. Kesibukan yang membelit setiap waktu ditambah dengan kelelahan pun membuat keharmonisan kian jauh dari impian.
Untuk itu, pasangan pun perlu mengantisipasinya dengan senantiasa memelihara pendar-pendar cinta dalam keseharian mereka, terutama bagi pasangan yang terpaut usia cukup jauh. Dengan perbedaan usia, kematangan yang dimiliki tentu akan berbeda satu sama lain. Hasilnya, perbedaan persepsi ketika berbicara dan bersikap pun bakal menghadang.
Menanggapi hal tersebut, Psikolog Efnie Indriani selaku Kepala Bidang Kajian Psikologi Perkembangan, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung yang sempat dihubungi
okezone lewat sambungan telepon, Rabu (14/12/2011) pun memberikan beberapa alternatif cara yang dapat dilakukan pasangan dalam memertahankan keharmonisan tersebut.
Selain menggaungkan komunikasi, beberapa cara yang dapat ditempuh pasangan yakni menyoal bagaimana pasangan saling mengetahui keinginan satu sama lain. Agar berjalan efektif, sebaiknya cara-cara tersebut pun dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan.
“Hal pertama yang perlu dilakukan yakni pasangan harus lebih banyak berdiskusi. Kedua, lakukan komunikasi secara intensif satu sama lain. Perbincangannya dapat mencakup hal-hal yang mereka inginkan, harapan-harapan ke depan dan sebagainya. Ketiga, buatlah kesepakatan yang disetujui bersama dan kedua pasangan bisa saling mengikuti aturan tersebut,” tutupnya.
(Tuty Ocktaviany)