TIDAK hanya jawara The Master Season 3, Rizuki, yang berperan untuk kesuksesan Asyifa Latif di ajang Miss World. Namun, Yayasan Miss Indonesia juga melibatkan tiga desainer top Nusantara untuk mempercantik Miss Indonesia 2010 ini.
“Kami melibatkan tiga desainer ternama untuk mendesain busana yang akan dikenakan Asyifa selama karantina Miss World. Desainer yang kami pilih antara lain Deden Siswanto, Marga Alam, dan Billy Tjong,” tutur Liliana Tanoesoedibjo saat berbincang dengan okezone di kantor redaksi HighEnd Magazine, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Founder Yayasaan Miss Indonesia ini menilai ketiga desainer tersebut mumpuni dalam menciptakan desain busana yang unik dan bercitra internasional.
“Deden Siswanto kami percaya mendesain busana untuk sesi Designer Awards. Sementara itu Marga Alam khusus busana traditional dance dan Billy Tjong merancang gaun malam,” tambah Director PT Global Star Harvest ini.
Mengenai desain busana untuk sesi pemilihan Designer Awards, Liliana menjelaskan secara ringkas.
“Desainnya berkesan internasional. Karena kalau tradisonal, mereka (tim juri Miss World) tidak bisa menilai,” tambah lulusan Fashion Merchandising ICS Canadian Limited ini.
Liliana percaya busana rancangan Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) BPD Jawa Barat, Deden Siswanto, unik dan bisa mencuri perhatian juri Miss World.
“Karya desainer asal Bandung ini sangat kreatif dan nyaman dipakai. Selain itu, Deden bisa membuat pola dan potongan busana dengan sempurna,” puji Ketua Pengurus Jalinan Kasih RCTI ini.
Mengenai kriteria pemenang di ajang Designers Awards, Chairwoman HighEnd Magazine ini memastikan rancangan desainer yang unik dan menonjolkan unsur kerumitan dalam pembuataan busana selalu berpeluang menang.
Dan busana Deden Siswanto tersebut akan dikenakan Miss Indonesia 2010 Asyifa Latif dalam sesi penjurian Designer Awards. Busana dari Deden ini juga dikenakan mahasiswi Jurusan Akuntansi, Universitas Parahyangan, Bandung ini di malam puncak Miss World 2010 di Sanya, Island Hainan, China pada 30 Oktober 2010.
(Tuty Ocktaviany)