JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memulai program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah yang akan dimulai pada 4 Agustus 2025. Program ini diluncurkan untuk memastikan kesehatan anak-anak sudah terpantau sejak usia dini.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan sasaran dari program ini adalah 53,8 juta anak yang berada di jenjang SD, SMP, SMA atau setingkat di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan anak-anak sekolah tersebut.
Menkes mengungkapkan pihaknya telah melakukan cek kesehatan gratis (CKG) di 72 Sekolah Rakyat berasrama yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 7.000 anak telah diperiksa dengan berbagai keluhan masalah kesehatan.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, Menkes menyoroti sejumlah temuan penting masalah kesehatan pada anak sekolah. Salah satunya adalah tingginya angka masalah kesehatan gigi pada anak-anak sekitar 49 persen.
"Anak-anak ini masalahnya gigi nomor satu. Jadi saya juga terkejut ternyata banyak anak-anak kita yang memiliki masalah gigi," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers secara daring, Jumat (1/8/2025).
Selain gigi, Menkes mengungkapkan banyak anak sekolah yang mengalami masalah kesehatan mata, anemia atau kekurangan darah, tekanan darah, hingga beberapa penyakit menular seperti tuberkulosis atau TBC.
"Begitu kita melihat cek kesehatan gratis ke anak-anak ini, masalah kesehatan yang paling besar di anak-anak berbeda dengan yang di dewasa. Selain gigi, ada juga masalah mata, anemia, kurang darah, tekanan darah, dan juga ada beberapa penyakit menular seperti TBC," ujarnya.
Selain itu, Menkes mengungkapkan CKG Sekolah ini juga mencakup pemeriksaan kesehatan jiwa. Sebab, saat ini banyak kasus anak-anak muda mengalami masalah mental.
"Dan yang menarik juga di cek kesehatan gratis sekolah ini kita juga mulai memperkenalkan cek kesehatan jiwa. Karena banyak selama ini kita tidak bisa mengidentifikasi kalau ada masalah kejiwaan, kesehatan jiwa di anak-anak kita. Dan kita melihat bahwa ternyata cukup banyak yang juga mengalami kecemasan, depresi, mungkin kebanyakan lihat gadget, jadi baca dari sosial media, segala macam," ucapnya.
Program CKG ini juga diharapkan bisa dilakukan rutin pada 280 juta jiwa setiap tahun. Saat ini, program CKG sudah menjangkau 16,4 juta orang, dengan rata-rata 280 ribu hingga 300 ribu orang per hari. Artinya, dalam satu bulan, ada tambahan sekitar 6 sampai 7 juta warga yang telah mengakses layanan ini.
Menteri Koordinator PMK Pratikno mengatakan program CKG dilakukan sejak Februari 2025. Sejak saat itu sudah lebih dari 15,5 juta masyarakat yang menikmati program tersebut.
"Jadi tadi sudah disampaikan bahwa CKG sudah mulai bulan Februari yang lalu, sudah lebih dari 15,5 juta [penerima manfaat], ini proyek yang sangat besar dan sudah menjangkau sekolah," ucapnya.
Pratikno menyampaikan bahwa program CKG adalah pintu masuk awal. Hal terpenting adalah menjaga kesehatan anak secara berkelanjutan, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
"Pemeriksaan ini harus diikuti dengan intervensi lingkungan sanitasi sekolah, makanan sehat, edukasi digital, dan keterlibatan aktif guru serta orang tua," tuturnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)