SEBAGIAN orang beranggapan bahwa jantung dan paru-paru yang sehat adalah penentu utama panjangnya usia. Namun, sebuah temuan ilmiah terbaru mengungkap perspektif yang lebih mendalam ternyata, kondisi otak dan sistem kekebalan tubuh bisa menjadi kunci esensial untuk hidup lebih lama dan berkualitas, bahkan melebihi organ vital lainnya.
Penelitian lainnya telah menunjukkan bahwa setiap organ dalam tubuh kita menua dengan laju yang berbeda. Namun, banyak ilmuwan yang masih mencari jawaban pasti mengenai organ mana yang memiliki pengaruh terbesar terhadap harapan hidup seseorang. Dilansir dari New Scientist, Jumat (11/7/2025) untuk menjawab pertanyaan ini, Hamilton Se-Hwee Oh dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, bersama timnya, melakukan penelitian menarik
Penelitian tersebut menganalisis hampir 3.000 jenis protein dalam sampel darah yang dikumpulkan dari lebih dari 44.000 partisipan, yang semuanya berusia antara 40 hingga 70 tahun dan terdaftar dalam studi UK Biobank. Menggunakan data genetik, tim peneliti berhasil memetakan lokasi protein-protein ini di dalam tubuh, mengidentifikasi puluhan protein yang sangat melimpah di 11 area spesifik yaitu sistem immune tubuh , jantung, otak, hati, paru-paru, otot, pankreas, ginjal, usus, dan jaringan lemak. Tingginya kadar protein ini menunjukkan peran mereka dalam fungsi optimal organ dan sistem tubuh tersebut.
Selanjutnya, menggunakan machine learning untuk menebak usia partisipan berdasarkan data dari separuh sampel. Model terpisah dibuat untuk masing-masing dari 11 bagian tubuh. Meskipun estimasi usia ini cukup akurat, beberapa model cenderung melebih-lebihkan atau meremehkan usia sebenarnya, menguatkan gagasan bahwa setiap organ menua dengan laju yang berbeda.
Temuan dari studi ini yaitu manusia yang memiliki satu organ yang menua lebih cepat dari seharusnya, atau sistem kekebalan tubuh yang menua prematur, dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 1,5 hingga 3 kali lipat selama periode pemantauan. Risiko ini semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah area tubuh yang menunjukkan penuaan dini.
Menariknya, memiliki organ seperti jantung atau paru-paru yang secara substansial tampak lebih muda dari usia seharusnya, sebagian besar tidak terkait dengan penurunan risiko kematian selama periode studi. Pengecualian terjadi pada mereka yang memiliki otak atau sistem kekebalan tubuh yang paling muda. Kelompok ini menunjukkan pengurangan risiko kematian yang signifikan, sekitar 40%. Angka ini melonjak menjadi 56% jika kedua bagian tubuh—otak dan sistem kekebalan—secara bersamaan menunjukkan usia yang sangat muda.
"Otak dan sistem kekebalan tubuh mengoordinasikan banyak hal lain di seluruh tubuh, jadi jika keduanya bermasalah, tidak terlalu mengejutkan jika dampaknya terhadap harapan hidup menjadi sangat besar," jelas Alan Cohen, pakar Environmental Health Sciences dari Columbia University di New York.
Meskipun temuan ini memberikan pandangan baru di dunia kesehatan, para ahli lainnya juga menyertakan beberapa catatan. Cohen mengingatkan bahwa penanda protein mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan proses penuaan, dan pengetahuan tentang asal protein dari organ tertentu mungkin belum lengkap.
Selain itu, studi ini memiliki keterbatasan karena partisipannya sebagian besar berasal dari kalangan berada dan keturunan Eropa. Oleh karena itu, Richard Siow dari King's College London menekankan pentingnya studi lebih lanjut yang melibatkan populasi dengan keragaman etnis dan ekonomi yang lebih luas untuk memverifikasi temuan ini.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)