JAKARTA - Penggunaan AC dan kipas angin sering kali menjadi andalan ketika cuaca panas tengah menyengat. AC dan kipas angin kerap dipakai di kalangan rumah tangga, terutama bagi keluarga dengan bayi dan anak kecil.
Namun, mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa alat pendingin udara seperti AC dan kipas angin yang jarang dibersihkan, justru bisa menjadi sumber penyakit serius seperti pneumonia? Kok bisa? Berikut ulasannya, dirangkum Jumat (30/5/2025).
Nah, akun edukasi Instagram @expertcare.id, yang dikelola oleh dokter spesialis anak dan kulit, baru-baru ini membagikan informasi penting terkait bahaya tersembunyi dari AC dan kipas angin yang tidak terawat.
Dalam unggahannya, mereka mengingatkan para orang tua, bahwa perangkat pendingin udara yang terkontaminasi bakteri Legionella pneumophila dapat menjadi penyebab infeksi saluran napas, termasuk pneumonia, pada anak-anak.
Bakteri Legionella pneumophila adalah salah satu mikroorganisme penyebab pneumonia yang sering ditemukan di air yang menggenang, termasuk air pada sistem pendingin udara seperti AC.
Bakteri ini dapat menyebar ke udara dalam bentuk aerosol, yakni tetesan air mikroskopis yang bisa terhirup manusia.
Jika seorang anak menghirup aerosol yang terkontaminasi, bakteri ini dapat menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan infeksi yang serius.
Risiko ini meningkat jika AC jarang dibersihkan dan airnya dibiarkan menggenang dalam waktu lama.
Menurut unggahan tersebut, kondisi ini tidak hanya berlaku untuk AC, tetapi juga untuk kipas angin yang kotor.
Kipas angin yang kotor juga bisa menyebarkan debu dan kotoran ke udara, sehingga bisa memicu batuk berulang dan melemahkan sistem kekebalan paru-paru anak.
Lantas, apakah anak masih boleh menggunakan AC atau kipas angin? Jawabannya adalah boleh, selama penggunaannya dilakukan dengan cara yang aman dan tepat.
Berikut beberapa tips aman menggunakan AC dan kipas angin untuk bayi dan anak menurut rekomendasi dari @expertcare.id:
Pasalnya, paparan langsung dapat menyebabkan tubuh anak cepat kehilangan panas, membuatnya mudah menggigil atau justru terlalu panas saat berhenti berkeringat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan suhu ideal AC untuk bayi adalah 23–25°C, selama anak tidak merasa kedinginan atau kepanasan.
Lakukan pembersihan filter dan komponen AC minimal setiap satu bulan sekali. Untuk kipas angin, bersihkan baling-baling dan penutupnya secara berkala agar tidak menumpuk debu.
Selain menjaga sistem pernapasan, cuaca panas juga dapat memicu biang keringat pada bayi dan anak, terutama jika mereka berkeringat berlebihan tanpa ventilasi yang baik.
Oleh karena itu, @expertcare.id juga menyarankan penggunaan lotion khusus bayi untuk menjaga kelembapan kulit agar tidak kering dan iritasi akibat udara dingin dari AC.
Kenyamanan anak selama cuaca panas memang penting, tetapi kebersihan alat pendingin udara tak kalah penting untuk diperhatikan.
Penggunaan AC dan kipas angin bisa tetap aman bagi bayi dan anak asalkan dilakukan dengan cara yang bijak dan higienis.
Dengan begitu, Moms tidak hanya menjaga kenyamanan si kecil, tetapi juga melindunginya dari risiko infeksi yang bisa dicegah.
(Kemas Irawan Nurrachman)