FENOMENA kematian mendadak biasanya disebabkan oleh kondisi yang disebut sudden cardiac arrest atau henti jantung. Kondisi ini tentu menjadi hal yang menakutkan bagi masyarakat.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB ini mengungkap kematian mendadak ini bisa saja terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Salah satu faktor penyebab seseorang meninggal mendadak meski diketahui tak ada riwayat penyakit ialah kondisi sudden cardiac arrest atau henti jantunh.
“Mengenai medis, yang bisa terjadi ialah henti napas, henti jantung atau memang pecah pembuluh darah otak dan berhenti. Ada kemungkinan terjadinya kematian mendadak padahal seseorang sehat,” kata Prof. Ari Fahrial saat ditemui di Fakukta Kedokteran Universitas Indonesia beberapa waktu lalu.
Prof. Ari mengatakan kondisi henti jantung ini membuat oksigen tidak bisa dialirkan hingga mengakibatkan kematian. Adapula pecah pembuluh darah sehingga bisa dikatan stroke. Faktor penyababnya pun banyak bahkan tak sedikit yang tidak mengalami gejala.
“Karena pembuluh darah otak yang pecah tadi jadi henti jantung dan napas. Paling tidak penjelasan medisnya seperti itu,” katanya.
Di tengah fenomena ini, Prof. Ari Fahrial mengungkap pentingnya melakukan medical checkup hingga menjaga kesehatan lewat gaya hidup yang baik. Dijelaskan bahwa banyak penyakit yang tak harus menunggu bergejala untuk bisa ditangani. Salah satunya yang patut diwaspadai ialah kelelahan berlebih yang sering kali disepelekan.
Padahal, istirahat yang cukup dan mengetahui kondisi kesehatan tubuh sangat lah penting guna menghindari masalah kesehatan yang fatal termasuk henti jantung. Dia menjelaskan pentingnya mendapatkan kualitas tidur yang baik untuk mencegah tubuh dari kelelahan. Kelelahan yang sering disepelekan bisa merusak organ sehingga dapat berakibat fatal.
“Menurut saya bicara sacara global ya, sebenarnya delapan jam itu untuk kerja keras, delapan jam untuk kerja ringan dan delapan jam untuk istirahat. Yang paling penting enam jam ini tidur. Dan dianjurkan memang tidur itu pada malam hari karena malam hari itu kan gelap tenang sehingga maksimal,” kata Prof. Ari.
(Leonardus Selwyn)