BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem sepekan ke depan. Cuaca ekstrem yang terjadi yakni hujan dengan intensitas lebat dan angin kencang akan melanda Indonesia.
Cuaca ini akan melanda 25 wilayah Indonesia hingga 17 Oktober mendatang. Secara umum, fenomena ini merupakan peralihan musim atau musim pancaroba sehingga menimbulkan potensi hujan sedang-lebat disertai petir dan angin kencang.
"Hujan di periode ini sering kali bersifat lokal dan tidak merata, dengan intensitas yang bervariasi antara sedang hingga lebat dalam durasi singkat," tulis BMKG melalui akun Instagram @infobmkg.
Selama peralihan musim ini, kondisi atmosfer cenderung menjadi labil dibanding musim kemarau, sehingga meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB). Awan-awan ini bisa memicu cuaca ekstrem, seperti petir, angin kencang, bahkan hujan es di wilayah dan pada kondisi tertentu.
"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada menghadapi cuaca yang terik dan potensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan. Hujan dengan intensitas tinggi bisa terjadi kapan saja dan mungkin disertai petir serta angin kencang," tulis BMKG.
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Benten
Jawa Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Papua Barat Daya
Papua Barat
Papua Pegunungan
Papua Selatan
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Lampung
Jawa Barat
Yogyakarta
NTT
Sulawesi Selatan
Papua Selatan
Cuaca ekstrem memberikan dampak dan kerugian baik materi maupun jiwa. Berikut sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi cuaca ekstrem:
1. Kenali potensi cuaca ekstrem serta dampak terhadap lingkungan sekitar tempat tinggal.
2. Bersihkan lingkungan tempat tinggal untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem seperti banjir.
3. Pangkas ranting pohon yang sudah tua atau rapuh untuk menghindari pohon tumbang ketika terjadi angin kencang.
4. Hindari berada di bawah pohon besar atau papan reklame/baliho/tiang karena rawan tumbang.
5. Berlindung dan lakukan kegiatan di dalam ruangan ketika terdapat potensi cuaca ekstrem.
6. Waspada dan dapatkan informasi terkini prakiraan dan peringatan dini cuaca di daerah mealui situs resmmi BMKG.
Kondisi cuaca yang ekstrem berdampak dengan kondisi tubuh seseorang. Oleh karena itu, perlunya menjaga kesehatan selama memasuki musim pancaroba.
Dikutip dari Window of World, berikut sejumlah penyakit yang biasa menyerang manusia saat musim pancaroba:
ISPA sering menyerang saat masa pancaroba, apalagi orang yang imunitasnya lagi turun. Gejala dari infeksi saluran pernapasan bagian bawah adalah batuk berat dan terkadang disertai dahak dan lendir.
Gejala lain yang mungkin dialami adalah sesak napas, frekuensi pernapasan meningkat, dada terasa sesak, atau suara saat sedang bernapas. Infeksi saluran pernapasan ini ditularkan melalui droplets atau tetesan air liur yang mengandung virus, saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Kontak tidak langsung melalui permukaan yang telah terkontaminasi virus atau sentuhan tangan orang yang terinfeksi juga berpotensi menularkan penyakit ini.
Pada musim pancaroba terutama awal musim hujan kasus DBD meningkat di berbagai daerah. Pada 2014, kasus DBD ditemukan hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini kemungkinan karena virus dengue dapat bertahan hidup di iklim tropis dan berkembang lebih banyak pada musim hujan.
DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus dengue. Gejala DBD antara lain demam tinggi mendadak, sakit kepala parah, nyeri pada bagian belakang mata, nyeri otot dan sendi, lemas, mual, muntah, mudah memar, munculnya bercak pada kulit, hingga pendarahan ringan di sekitar gusi dan hidung. Komplikasi dari DBD yaitu pendarahan hebat, syok, dan kematian.
Virus influenza atau flu banyak terjadi pada musim hujan. Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Flu bisa sembuh dengan sendirinya dan masuk dalam kategori Self Limited Disease.
Namun pada balita, dan lansia di atas 65 tahun, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Anda hanya perlu istirahat yang cukup dan banyak mengonsumsi air putih untuk meredakan gejala flu yang diderita. Dokter akan merekomendasikan obat antivirus untuk mengobati masuk angin. Sedangkan untuk mencegah infeksi virus influenza, maka vaksinasi bisa dilakukan dan diulang setiap tahun.
Chikungunya mirip dengan demam berdarah. Demam tinggi dan nyeri sendi, sakit kepala, nyeri otot, mual, ruam, dan kelelahan menjadi gejala dari penyakit ini. Umumnya, gejala ini akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Pada orang lanjut usia (Lansia) yang memiliki riwayat penyakit lain (Komorbid) atau bayi baru lahir, penyakit ini memiliki gejala yang lebih parah.
Meski jarang mengakibatkan kematian, gejala yang parah bisa menyebabkan kelumpuhan. Dokter biasanya memberikan obat-obatan yang dapat membantu meredakan demam dan nyeri sendi. Cukup istirahat dan banyak mengonsumsi air putih dapat mencegah penyakit ini.
Epidemiolog dan Peneliti Indonesia dari Universitas Griffith Australia, dr Dicky Budiman dalam beberapa kesempatan mengatakan, musim pancaroba ini menurunkan imunitas tubuh manusia.
Oleh karena itu, dr Dicky mengimbau kepada masyarakat untuk menjalani pola hidup bersih dengan membiasakan cuci tangan sebelum makan, mencuci barang-barang yang dijadikan alas makan dengan bersih, termasuk sayuran dan buah harus dibersihkan.
"Dalam masa pancaroba ini konsumsi makanan seimbang, sempatkan berolahraga di sela-sela tidak hujan misalnya jalan kaki, termasuk juga hindari jajan sembarangan," tutur dr Dicky.
(Kemas Irawan Nurrachman)