Wacana pengurangan anggaran makan bergizi gratis dari Rp15.000 menjadi Rp7.500 per anak menjadi sorotan publik belakangan ini. Pasalnya, banyak yang mempertanyakan isi dalam satu piring tersebut terkait nutrisi di dalamnya.
Terkait hal itu, Ketua Umum PP IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) memberi tanggapan. Dokter Piprim mengatakan anggaran Rp7.500 itu hanya cukup untuk membeli tambahan protein.
“Mungkin Rp7.500 bisa buat tiga butir telur. Untuk tambahan protein, oke lah. Tapi untuk secara keseluruhan makanan bergizi, ya mungkin, enggak tahu saya di daerah berapa itu satu telur," ujar dr Piprim.
Dokter Piprim menjelaskan makanan bergizi khususnya untuk anak itu harus terpenuhi makro nutrisinya, mulai dari karbohidrat, lemak, dan serat.
“Saya kira masih bisa disiasati sih asal yang sampai ke anaknya Rp7.500 itu, jangan sampai ke anaknya tinggal separuh atau sepertiga, mereka mau dapat apa,” katanya.
Untuk mendapatkan menu bergizi, dr Piprim menyarankan pemerintah untuk memanfaatkan sumber protein lokal yang ada di Indonesia.
“Saya kira Indonesia kaya akan protein lokal, protein lokal kayak sate telur puyuh di bubur ayam itu harganya Rp2.500, sate ati ayam Rp2.500, itu proteinnya sudah lumayan, masih bisa murah meriah asal kandungan gizinya terpenuhi,” pungkasnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)