Embun Upas Mirip Salju Kembali Selimuti Bromo, Ternyata Ini Penyebabnya

Avirista Midaada, Jurnalis
Senin 15 Juli 2024 14:44 WIB
Fenomena embun upas kembali selimuti Gunung Bromo (Foto: Humas TNBTS)
Share :

FENOMENA embun es atau biasa disebut embun upas mirip salju kembali menyelimuti kawasan wisata Gunung Bromo. Embun upas atau frost ini rupanya disebabkan oleh penurunan suhu udara di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani mengungkapkan, kemunculan embun es ini kerap terjadi ketika penurunan suhu ekstrem di kawasan TNBTS. Hal ini berdampak munculnya frost atau embun upas yang sering terjadi khususnya di kawasan TNBTS, saat musim kemarau.

"Penurunan suhu ekstrem di kawasan TNBTS dapat menyebabkan munculnya fenomena embun es, atau masyarakat lokal sering menyebutnya dengan embun upas di sejumlah titik," ujar Septi saat dikonfirmasi wartawan, Senin (15/7/2024).

(Foto: Humas TNBTS)

Tercatat beberapa titik di kawasan TNBTS seperti di Lautan Pasir dan Savana Bromo embun upas atau frost muncul. Hal ini membuat kawasan Wisata Gunung Bromo seolah diselimuti salju.

"Kemunculan embun upas yang membeku menyerupai salju membuat kawasan wisata Gunung Bromo dan sekitarnya tampak semakin eksotis. Pemandangan kawasan Lautan Pasir Gunung Bromo tampak memutih dan lebih menarik," jelasnya.

Menurut Septi, adanya angin muson timur yang berhembus dari Benua Australia, hal ini membuat suhu udara di Gunung Bromo cukup dingin. Bahkan di beberapa waktu suhu udara di TNBTS mencapai 5 derajat. Hal ini yang disebut membuat embun upas atau frost yang menyerupai salju muncul.

 

"Fenomena ini terjadi ketika suhu udara cukup dingin berkisar antara 5-9 derajat Celsius, dan hanya dijumpai pada pagi hari, atau sebelum matahari terbit dengan sempurna. Embun upas akan menghilang saat matahari mulai meninggi," tuturnya.

Diprediksi fenomena embun upas ini akan kian mudah dijumpai, mengingat ini belum puncak dari musim kemarau. Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca cenderung lebih dingin karena adanya penurunan suhu yang ekstrem.

"Puncak musim kemarau tahun 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Juli dan Agustus," tandasnya.

Sekadar informasi, Gunung Bromo merupakan satu kawasan di dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, di bawah pengelolaan Balai Besar TNBTS. Lokasi wisata ini memiliki empat pintu masuk yakni pintu masuk di Coban Trisula, Kabupaten Malang, kedua di Tosari, Wonokitri, Kabupaten Pasuruan. Kemudian ketiga pada Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, dan melalui Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya