SEORANG wanita asal Selandia Baru menuntut pacarnya ke pengadilan lantaran dianggap melanggar kontrak verbal yang sebelumnya dilakukan.
Melansir The Guardian, pengadilan di Selandia Baru harus menuntaskan sebuah kasus baru setelah seorang pasangannya karena melanggar kontrak lisan yang berlaku di antara mereka. Kekasihnya itu diketahui berjanji untuk mengantarkannya ke bandara, namun diingkarinya.
Hal itu menyebbakan sang wanita tertinggal penerbangannya dan harus menunda perjalannya hingga keesokan harinya. Wanita tersebut diketahui terbang untuk menonton konser bersama teman-temannya.
Sejoli tersebut dilaporkan telah menjalin hubungan romantis selama enam setengah tahun. Wanita yang berencana untuk menghadiri konser itu mengatakan bahwa pacarnya setuju untuk mengantarnya ke bandara dan menempati rumah wanita itu untuk menjaga kedua anjingnya selama dia bepergian, demikian pernyataan dari pengadilan pada Kamis, 20 Juni 2024.
Ia mengaku mengirim pesan sehari sebelum keberangkatannya untuk memberitahukan kekasihnya jam berapa ia harus sampai. Lama menunggu, pacarnya tersebut sama sekali tidak datang dan membuatnya tertinggal pesawat.
Wanita yang menjalin hubungan selama lebih dari enam tahun itupun merasa kesal dan mengatakan bahwa ia harus mengeluarkan banyak biaya karenanya, termasuk biaya perjalanan keesokan harinya, transportasi ke bandara, dan memasukkan anjing-anjingnya ke tempat penitipan hewan tersebut.
Wanita tersebut mengklaim bahwa sebelumnya ia juga sempat membayar tiket feri untuknya dan pasangannya saat pergi berlibur dan mengunjungi putranya. Ia tetap bersikukuh harus mendapatkan kembali biaya yang dikeluarkan untuk membeli tiket tersebut.
Pejabat pengadilan, Krysia Cowie menjelaskan bahwa sebuah perjanjian dibutuhkan niat untuk menjalin hubungan yang mengikat secara hukum. Oleh karenanya, sulit untuk menyatakan bahwa kerugian tersebut bisa dipulihkan.
“Pasangan, teman, dan kolega membuat perjanjian sosial, tetapi perjanjian tersebut tidak mungkin dapat ditegakkan secara hukum kecuali pihak-pihak tersebut melakukan tindakan yang menunjukkan niat untuk terikat pada janji mereka,” tulisnya Cowie.
“Ketika seorang sahabat tidak menepati janjinya, pihak lain mungkin akan menderita kerugian finansial, tetapi mereka mungkin tidak dapat memperoleh ganti rugi atas kerugian tersebut," tambahnya.
Sementara sang kekasih selaku pihak tergugat dikabarkan mengirimkan email dan menyatakan ketidakbersediaannya untuk menghadiri sidang pengadilan. Ia juga mengabaikan panggilan sebagai tidak lanjut dari pihak pengadilan sehingga tuntutan tersebut pun akhirnya ditolak.
(Rizka Diputra)