Waspada, Salah Pilih Jenis Olahraga Bisa Picu Serangan Jantung!

Wiwie Heriyani, Jurnalis
Kamis 20 Juni 2024 14:54 WIB
Tips memiluh olahraga yang benar. (Foto: Freepik.com)
Share :

OLAHRAGA sangat membantu untuk menjaga tubuh tetap fit agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Bahkan, rutin berolahraga dipercaya bisa membantu menjaga kesehatan jantung bagi orang yang memiliki atau berisiko mengalami penyakit jantung.

Namun, faktanya, tidak semua jenis olahraga aman untuk penderita jantung. Terlebih jika tingkat keparahan penyakit sudah masuk stadium lanjut.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Pondok Indah, dr. Yahya Berkahanto Juwana mengatakan, tak hanya penyakit jantung, beberapa orang dengan riwayat diabetes, kolestrol hingga memiliki kebiasaan merokok sebenarnya juga tidak bisa asal dalam memilih jenis olahraga.

Menurut dr.Yahya, orang-orang dengan riwayat beberapa penyakit tersebut harus berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu agar mengetahui olahraga apa yang cocok untuk mereka.

“Olahraga tetap dilakukan. Tapi memang banyak pengawasan dokter jantung, atau dokter keluarga untuk memastikan apakah dia ada penyakit jantung, apakah dia ada diabetes, apakah dia ada riwayat merokok, kolestrol,” ujar dr.Yahya, saat diwawancara di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

“Jadi memang sebaiknya mau melakukan gym atau olahraga pada usia yang sudah senior, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih jauh, baru dia bisa melalukan olahraga yang dia sukai. Konsultasikan dulu ke dokter,” katanya.

Dokter Yahya melanjutkan, meski pada dasarnya olahraga aman untuk penderita jantung dan beberapa riwayat penyakit apa pun, peran dokter tetap dibutuhkan di sini. Misalnya, dokter di rumah sakit jantung dapat membantu memberikan saran dan sekaligus membimbing pasien berolahraga lewat program rehabilitasi jantung.

Program ini mencakup perubahan gaya hidup agar jantung kembali normal, antara lain lewat rutinitas olahraga. Program rehabilitasi akan disesuaikan dengan kondisi penderita jantung. Biasanya, pasien akan diminta mencoba dulu olahraga yang ringan untuk mengetahui respons tubuh.

Selagi berolahraga, tim rehabilitasi akan mengukur dan mengamati tekanan darah, laju detak jantung, dan respons lain. Setelah itu, dokter akan membuatkan program olahraga yang dinilai cocok dan aman dengan kondisi pasien tersebut.

“Dokternya mungkin akan mengajak tes treadmill dulu ya. Dan tes treadmill itu nggak hanya sekali dalam 10 tahun tapi kadang-kadang untuk mengetahui bagaimana progresivitasnya,” ujar dr.Yahya.

Dokter Yahya juga menyebut, masih banyak juga yang salah kaprah soal anggapan bahwa olahraga bisa membantu menghilangkan plak di pembuluh darah pemicu penyakit jantung. Padahal, olahraga tidak membuat plak tersebut hilang dan justru dapat memperparah kondisi orang yang telah memiliki gejala plak pemicu serangan jantung.

“Olahraga itu bagus, tapi memang kalau sudah ada plak di dalamnya, dia tidak akan hilang oleh diet, nggak akan hilang dengan olahraga. Justru malah memicu serangan jantung kalau misalnya sudah ada plak,” katanya.

“Kadang-kadang orang bilang, wah pak ini ada penyempitan, dia malah kepengen menghilangkan plak dengan olahraga. Justru dia akan memicu serangan jantung,” ujarnya.

Sejauh ini, lanjut dr.Yahya, belum ada cara atau obat-obatan yang bisa 100 persen menghilangkan plak pemicu penyakit jantung.

“Jadi kalau dia sudah ada keluhan, dan plak itu tidak akan hilang, sampai saat ini belum ada obat yang bisa menghilangkan plak. Kalau misalnya plak itu bisa hilang, maka bola mata kita yang lunak-lunak akan hancur duluan,” tuturnya.

(Leonardus Selwyn)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya