PARA pelancong internasional beramai-ramai mengeluhkan hotel-hotel di China yang menolak tamu asing. Pemerintah China akhirnya memerintahkan penginapan di negeri itu untuk tidak melakukan hal tersebut meski dengan alasan kurangnya kualifikasi hotel untuk menyambut wisatawan mancanegara (wisman).
Pemerintah nantinya akan memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap hotel-hotel lokal demi meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelancong asing. Kebijakan ini diambil menyusul banyaknya keluhan dari wisatawan asal Nigeria, Inggris, Pakistan, dan negara lainnya.
Melansir Global Times, penginapan-penginapan tersebut menolak tamu asing karena merasa kurang memenuhi kualifikasi menerima pendatang luar negeri dan tidak menguasai cara memasukkan informasi ke dalam sistem khususnya bagi hotel di kota-kota kecil.
Kementerian Keamanan Publik (MPS), Kementerian Perdagangan (MOFCOM), dan Administrasi Imigrasi Nasional China bersinergi untuk mempelajari situasi tersebut dalam rangka mencarikan solusi yang tepat.
Asosiasi hotel di China yang dimotori Mofcom mengeluarkan inisiatif untuk memfasilitasi layanan akomodasi bagi warga negara asing di negara itu. Penyedia akomodasi diharapkan bisa meningkatkan standar pelayanan mereka terhadap turis asing sehingga membuat nyaman selama kunjungan mereka.
Upaya lain yang tengah dilakukan adalah berkoordinasi dengan platform online untuk menawarkan serangkaian kursus Bahasa Inggris di hotel, menyediakan pelatihan gratis untuk pendaftaran check-in, pemesanan kamar, dan mengasah keterampilan bahasa Inggris mengenai hotel lainnya kepada operator akomodasi di platform tersebut.
Dengan begitu, para pekerja industri akomodasi memiliki kemahiran berbahasa Inggris untuk melayani tamu asing secara lebih baik. Sedangkan MPS mengerahkan upayanya untuk lebih mengoptimalkan layanan manajemen pendaftaran akomodasi tamu asing, memfasilitasi proses pendaftaran tamu asing dan menciptakan lingkungan bisnis kelas satu.
Sekadar informasi, China telah meluncurkan enam langkah baru untuk meningkatkan kebijakan visa dan lima langkah baru untuk memfasilitasi kunjungan wisatawan asing ke negeri tirai bambu. Terdapat lebih dari 8 juta wisatawan masuk dan keluar selama liburan Hari Buruh tahun ini di negara itu. Menteri Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan bahwa angka itu meningkat 35 persen dibanding tahun lalu.
(Rizka Diputra)