BKKBN: Orang Pendek Belum Tentu Stunting, Tapi Orang Stunting Pasti Pendek!

Masya Hanifa Putri, Jurnalis
Jum'at 08 Maret 2024 01:00 WIB
BKKBN jelaskan definisi stunting yang sebenarnya. (Foto: MPI/ Masya Hanifa Putri)
Share :

STUNTING seringkali dianggap sebagai kondisi kurang gizi yang dialami oleh anak-anak. Namun, menurut Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Marianus Mau Kuru, SE, MPH, stunting bukanlah kurang gizi.

“Kadang orang mengatakan bahwa stunting itu kurang gizi, salah. Kurang gizi itu faktor penyebabnya,” Ucap Marianus pada Peluncuran Kampanye Edukasi #PeduliASIBerkualitas, Rabu 6 Maret 2024.

Pernyataan ini menegaskan bahwa stunting merupakan akibat dari kondisi kurang gizi. Sehingga secara harafiah dapat dikatakan stunting bukanlah kurang gizi. Karena kondisi kurang gizi sendiri dapat berakibat pada banyak hal, dan salah satunya adalah stunting.

Definisi stunting menurut WHO (2005), Perpres 72 tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Dalam pengertian tersebut, stunting merupakan kondisi akibat kurang gizi yang ditandai dengan postur tubuh yang pendek atau dikatakan sebagai orang pendek. Namun Marianus kembali menegaskan bahwa orang pendek belum tentu stunting, tetapi orang stunting pasti pendek. Untuk itu, pengecekan stunting dilakukan melalui pengukuran tinggi badan serta berat badan.

“Yang paling utama dari stunting adalah orang yang pendek ototnya dan juga pendek otaknya,” tutur Marianus.

Dalam pernyataan ini Marianus menegaskan bahwa pengidap stunting selain memiliki tubuh yang pendek atau di bawah standar, tetapi juga memiliki otak yang pendek. Dalam hal ini diartikan sebagai orang yang lemah dalam berpikir dan sulit diintervensi pikirannya.

Kurang gizi dapat mengakibatkan pertumbuhan seseorang terhambat, termasuk otaknya. Ketika pertumbuhan otak terhambat, maka fungsinya juga akan terhambat. Terhambatnya fungsi otak maka dapat mengakibatkan terhambatnya proses belajar. Dimana proses belajar merupakan sebuah hal yang amat penting dalam tahap tumbuh kembang anak.

Sebagai kalimat penutup, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN tersebut mengatakan bahwa stunting adalah masalah bersama. Alhasil membutuhkan kolaborasi bersama yang serius dari semua pihak.

Penting juga bagi para remaja untuk menjaga pola hidup mulai dari tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, serta tidak mengonsumsi napza. Karena salah satu upaya pencegahan lahirnya anak stunting juga dapat dilakukan sejak dini, agar dapat menciptakan bibit unggul penerus bangsa.

(Leonardus Selwyn)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya