Ahli Kembangkan Deteksi Dini Kanker Ovarium Lewat Tes Urin

Wiwie Heriyani, Jurnalis
Senin 12 Februari 2024 07:00 WIB
Ilmuwan tengah kembangkan deteksi kanker ovarium lewat tes urin. (Foto: Freepik.com)
Share :

KANKER ovarium atau kanker indung telur adalah kanker ketiga yang tercatat paling sering dialami pada wanita Indonesia. Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi yang paling mematikan dengan angka ketahanan hidup lima tahun sekitar 43 persen.

Penanganan kanker ovarium merupakan tantangan yang terbesar dari para dokter onkologi ginekologi di antara seluruh kanker ginekologi. Namun, baru-baru ini para ilmuwan tengah gencar melakukan tes berbasis urin yang potensial untuk membantu mendeteksi kanker ovarium pada tahap awal.

Para peneliti dari Virginia Commonwealth University ini mempublikasikan penelitian mereka di Journal of American Chemical Society. Mereka juga akan mempresentasikan temuan mereka pada Pertemuan Tahunan Masyarakat Biofisik minggu depan di Philadelphia.

Tujuan para peneliti dalam tes ini adalah agar para tim medis dapat menggunakan informasi ini dan bisa segera diterapkan dalam dunia medis, khususnya deteksi dini dan pengobatan kanker ovarium. Nantinya, tes urin ini akan dikombinasikan dengan tes darah CA-125, USG transvaginal, dan riwayat keluarga, untuk melakukan deteksi tahap awal, diagnosis, dan pengobatan kanker ovarium.

“Tidak ada tes skrining yang berguna atau tersedia untuk kanker ovarium,” kata ahli onkologi ginekologi di Perlmutter Cancer Center NYU Langone, dr. Deanna Gerber, dilansir dari laman Medical News Today, Senin (12/2/2024).

“Dengan demikian, sebagian besar kanker ovarium didiagnosis pada stadium tiga dan empat ketika sudah menunjukkan gejala,” kata Gerber lagu kepada Medical News Today.

Menurut Gerber, penemuan ini cukup menarik. Pasalnya, hal ini akan meningkatkan peluang tim medis dalam mendeteksi kanker pada tahap dini bagi pasiennya, sehingga bisa meningkatkan peluang untuk menyembuhkan lebih banyak kasus kanker ovarium.

Lantas, bagaimana tes urin ini bisa mendeteksi adanya kanker ovarium pada seseorang?

Gerber menjelaskan, terdapat ribuan partikel kecil yang disebut peptida dalam urin seseorang. Kemunculan partikel spesifik selain partikel peptida dalam urin seorang wanita bisa jadi pertanda dan gejala bahwa dia memiliki potensi mengidap kanker ovarium.

Para peneliti mengidentifikasi dan menganalisis 13 peptida, termasuk yang berasal dari glikoprotein a-2 yang kaya leusin (LRG-1), sebuah biomarker yang dikenal dalam urin penderita kanker ovarium.

Menurut para peneliti, mereka sekarang mengetahui seperti apa ciri-ciri peptida tersebut dan bagaimana mereka dapat digunakan untuk mendeteksi kanker ovarium pada tahap awal dibandingkan dengan tes yang ada saat ini.

“Ilmu pengetahuan di balik hal ini sangat menarik dan tampaknya sangat menjanjikan sebagai cara untuk mendeteksi kanker ovarium melalui urin,” kata Gerber.

“Saya rasa hal ini memberikan harapan bagi pasien dan penyedia layanan kanker kami bahwa komunitas ilmiah terus berupaya meningkatkan hasil pengobatan kanker ginekologi,” tuturnya.

Meskipun penelitian ini berpotensi menyelamatkan nyawa, para ahli mengatakan masih perlu mendalami lebih jauh terkait penelitian terbaru ini.

“Meskipun penelitian ini menjanjikan, ini masih jauh dari waktu yang tepat untuk melakukan skrining atau tes diagnostik untuk kanker ovarium,” kata Dr. Diana Pearre, ahli onkologi ginekologi di The Roy and Patricia Disney Family Cancer Center di Providence Saint Joseph Medical Center di California.

“Saya optimis teknologi ini pada akhirnya dapat membantu kita dalam membantu mendeteksi kanker ovarium. Saat ini, tes yang kami gunakan untuk pemeriksaan kanker ovarium adalah USG panggul dan penanda tumor (tes darah),” kata Pearre kepada Medical News Today.

(Leonardus Selwyn)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya