HARI Gizi Nasional (HGN) diperingati pada 25 Januari tiap tahunnya. Pada kali ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengusung tema 'MPASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting' ditambah dengan slogan 'MPASI Berkualitas untuk Generasi Emas'.
Tujuan dari Peringatan HGN ini untuk menggaungkan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) kaya protein hewani, melalui serangkaian kegiatan di tingkat pusat hingga ke tingkat masyarakat, serta dengan melibatkan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta.
Menyikapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Maria Endang Sumiwi mengatakan dalam pemberian MPASI, pemberian protein hewani harus tercukupi. Sebab, saat anak berusia enam bulan kebutuhan nutrisinya tidak lagi bisa dicukupi dari ASI.
“Kalau bisa dua jenis dan itu setiap kali makan. Kemenkes sudah mengeluarkan banyak pedoman, banyak resep dan tips-tips yang bisa diakses di ayosehat.kemkes.go.id,” kata Dirjen Endang, dikutip dalam keterangan resmi Kemenkes, Senin (29/1/2024).
Bukan cuman itu, Endang juga menuturkan bahwa protein hewani sebaiknya tidak hanya diberikan ketika anak mengonsumsi makanan berat saja, tetapi bisa saat mengonsumsi makanan ringan atau snack. Sehingga keefektivitasan pemberian protein dapat lebih terpenuhi.
Namun, hal ini tentunya harus dilakukan pemantauan setiap bulannya agar anak-anak yang tidak memiliki kenaikan berat badan yang signifikan dapat dengan mudah ditangani, dan dilakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk menjalani intervensi.
Karena pada 2045 Indonesia sudah genap 100 tahun atau satu abad. Artinya, pada waktu tersebut Indonesia sudah menjadi negara sejahtera, maju, dan setara dengan negara maju lainnya.
Lebih lanjut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kondisi itu bisa terpenuhi jika pemenuhan protein hewani tercukupi, sehingga dapat membantu mencetak generasi penerus bangsa yang sehat dan pintar.
“Kalau anak-anak kita tidak sehat dan tidak pintar tidak mungkin Indonesia bisa jadi negara maju. Pak Presiden ingin kita menjadi Indonesia emas. Kalau ingin sehat dan pintar, anak-anaknya tidak boleh kekurangan gizi. Karena kalau kekurangan gizi pasti tidak bisa pintar ketika besarnya,” kata Menkes Budi.
(Leonardus Selwyn)