SEBAGAI salah satu kota terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) dengan populasi penduduk mencapai sekitar 10 juta orang, Dubai dikenal dengan kemewahannya.
Wajar saja karena kota itu menjadi pusat finansial dan pariwisata yang berkembang pesat di Asia Barat.
Sering dijuluki sebagai 'kota emas' yang megah dan menjadi negara paling maju, Dubai rupanya tak luput dari sisi gelap yang jarang terekspose.
Di balik kilauan gedung pencakar langit yang gemerlapan dan berbagai proyek megah, ada beragam kisah yang menyorot sisi lain dari kemajuan ekonomi negara kaya minyak itu.
Sebagian orang mulai mencari jawaban atas pertanyaan mengenai 'Apa sisi gelap Dubai?' Berikut Okezone rangkumkan enam sisi gelap Kota Dubai sebagaimana melansir Travelling Topic.
(Foto: Instagram/@dubai_photoconcierge)
1. Perbudakan
Dalam bayang-bayang kilauan kemewahan dan modernitas Dubai, terselip realitas kelam yang seringkali terabaikan. Kota ini telah dibangun oleh buruh migran, terutama dari India dan Pakistan, yang berimigrasi dengan impian membangun kehidupan yang lebih baik.
Namun, di balik impiannya, banyak di antara mereka terperangkap dalam perjanjian palsu yang diberikan oleh agen ilegal, dan memaksa mereka untuk bekerja keras selama 12 jam sehari demi menutup tingginya biaya hidup di Kota Dubai.
2. Cuaca ekstrem
Tinggal di Dubai selama musim panas, seperti merasakan neraka di bumi. Suhu bisa mencapai hingga 54 derajat Celsius, dan sepanjang tahun, angka tersebut tetap berada di kisaran 45 hingga 50 derajat Celsius.
Penduduk Dubai, untuk mengatasi suhu yang tidak manusiawi, lebih memilih menjalankan aktivitas mereka pada malam hari ketika cuaca sedikit lebih bersahabat.
(Foto: Instagram/@bruno.claeys)
3. Biaya hidup tinggi
Masuk dalam daftar kota termahal di dunia, tinggal di kota ini bisa menjadi beban finansial. Bagi anda yang ceroboh dalam mengelola keuangan, pengeluaran besar seperti sewa, barang mewah, biaya pendidikan, dan tip di restoran dapat dengan cepat menguras gaji bulanan, sekalipun keuntungan gaji bebas pajak.
Beberapa pengeluaran yang patut diperhatikan di Dubai termasuk biaya makan, dengan rata-rata sekitar Rp150.000, dan biaya sewa apartemen di pusat kota yang dapat mencapai Rp5 jutaan.
Sementara itu, biaya sewa rumah di pusat kota berkisar antara Rp23 juta hingga Rp31 juta. Kemudian tarif taksi meski dimulai dari Rp14 ribuan saja namun tetap menjadi faktor pengeluaran yang patut dipertimbangkan.
4. Aturan ketat
Dubai dikenal sebagai salah satu kota dengan peraturan yang ketat, dan kesalahan yang tidak disengaja dapat berpotensi membawa konsekuensi hukuman serius atau sanksi berat.
Sangat penting untuk memahami aturan dan hukum negara ini selama tinggal di Dubai guna menghindari masalah yang tidak diinginkan.
Peraturan yang ketat diterapkan dengan tegas, dan pemerintahannya sangat cermat dalam menegakkan kepatuhan terhadap hukum.
5. Penggunaan obat
Prosedur membawa obat ke Dubai memerlukan kewaspadaan ekstra dari para pelancong. Sebelum meletakkan obat ke dalam bagasi, penting untuk mengetahui persyaratan dan aturan yang berlaku.
(Foto: Instagram/@eliana_pan)
Sebagai langkah pencegahan, resep dokter harus diletakkan bersama obat dalam bagasi. Namun, tidak hanya itu, resep tersebut juga harus dalam bahasa Inggris agar petugas bandara dapat memverifikasinya.
6. Sulit mendapat kewarganegaraan
Dubai, sebagai bagian dari Uni Emirat Arab (UEA) dikenal karena ketentuan yang ketat terkait perolehan kewarganegaraan.
Sebagian besar pendatang hanya dapat memperoleh tempat tinggal sementara, dengan kewarganegaraan yang sulit diakses. Prosedur ini mencakup opsi seperti menikah dengan warga UEA atau berinvestasi dalam negeri selama 30 tahun, sambil tetap tinggal dan bekerja di negara ini selama beberapa tahun.
(Rizka Diputra)