KENAPA natal selalu identik dengan pohon cemara akan diulas pada artikel kali ini. Jauh sebelum munculnya agama Kristen, tanaman dan pohon yang tetap hijau sepanjang tahun memiliki arti khusus bagi manusia saat musim dingin.
Sama seperti orang-orang saat ini mendekorasi rumah mereka selama musim perayaan dengan pohon pinus atau cemara memang sudah dilakukan oleh masyarakat kuno zaman dahulu. Mereka menggantungkan dahan hijau di pintu dan jendela.
Lantas mengapa natal selalu identik dengan pohon cemara? Asal mula pohon Natal sebenarnya berakar di Jerman saat pada masa abad pertengahan.
Mengutip History, semua berawal pada abad ke-16 ketika orang Kristen taat membawa pohon hias ke rumah mereka.
Beberapa membangun piramida Natal dari kayu dan menghiasi pohon tersebut. Hal ini berdasarkan kepercayaan yang dipegang secara luas dari Martin Luther.
(Foto: Finance Online)
Ia merupakan sosok pembaru Protestan abad ke-16 dan menambahkan lilin yang menyala ke pohon untuk pertama kali.
Saat dirinya berjalan menuju rumahnya pada suatu malam musim dingin, dia terpesona oleh kecemerlangan bintang yang berkelap-kelip di tengah pepohonan.
Untuk mengabadikan kembali pemandangan tersebut bagi keluarganya, dia mendirikan sebatang pohon di ruang utama dan menyambungkan ranting-rantingnya dengan lilin menyala.
Selain kisah di atas, ada legenda lain menyebutkan sebuah pohon cemara tumbuh dari pohon ek yang telah ditebang. Pohon ini kemudian dianggap sebagai simbol Kristus, berbentuk segitiga melambangkan trinitas.
Dari kejadian inilah muncul gagasan bagi umat Kristiani, bahwa pohon cemara adalah perlambang dari Kristus dan kehidupan yang baru. Sejak saat itu, masyarakat Jerman mengenal pohon cemara sebagai pohon Natal dan meyebarkannya ke seluruh dunia.
Sementara di sisi lain, banyak negara meyakini bahwa pepohonan akan menjauhkan mereka dari penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit.
(Foto: Instagram/@bass_elli_home)
Apalagi ranting cemara mengingatkan mereka pada semua tanaman hijau yang akan tumbuh lagi saat dewa matahari kuat dan musim panas akan kembali.
Sebab, banyak orang kuno percaya bahwa matahari adalah dewa dan musim dingin datang setiap tahun karena dewa matahari menjadi sakit dan lemah. Mereka merayakan titik balik matahari karena itu berarti dewa matahari akhirnya akan sembuh.
(Rizka Diputra)