SETIAP negara atau komunitas masyarakat punya tradisi masing-masing dalam perayaan Natal. Kegembiraan orang-orang menyambut Natal terasa di berbagai belahan dunia. Tradisi-tradisi dalam perayaan hari raya Kristen ini membangkitkan semangat kebersamaan dan antusiasme dalam persiapannya.
Mulai dari pernak-pernik pohon Natal yang dihias dengan gemerlap lampu warna-warni hingga suasana memperlihatkan keragaman budaya dan tradisi di seluruh dunia.
Melansir dari Lonely Planet, berikut di antara 8 tradisi Natal di seluruh dunia :
1. Menggantung Kalender Advent di Jerman
Menyambut kehadiran Natal, umat Protestan Jerman sejak abad ke-19 sering membuat kalender Advent untuk menghitung mundur datangnya Natal sejak akhir November.
BACA JUGA:
Asal usul kata "Advent" berasal dari bahasa Latin, yaitu "Adventus", yang berarti "kedatangan". Tradisi ini merupakan penghitungan mundur menuju hari Natal, dimulai pada empat Minggu sebelum perayaan itu sendiri. Pada awal abad ke-20, kalender kertas Advent mulai populer di Jerman. Gerhard Lang, yang dianggap sebagai pelopor dalam produksi kalender Advent secara massal.
2. Dekorasi Pohon Cemara di Eropa
Pohon cemara telah menjadi simbol yang mendalam dalam tradisi perayaan Natal di Eropa, terutama saat menyambut titik balik matahari pada musim dingin.
Pemujaan terhadap pohon merupakan bagian dari tradisi mereka, baik dalam bentuk pohon hidup di luar ruangan yang dihiasi dengan lilin dan ornamen, maupun sebagai bagian dari simbolisme dalam pohon kehidupan, melambangkan matahari, bulan, dan bintang.
Di wilayah Skandinavia, pada tahun baru, orang-orang menghiasi rumah dan lumbung mereka dengan tanaman hijau, dengan tujuan mengusir kejahatan dan menandai harapan akan musim semi yang akan datang.
BACA JUGA:
3. Noche de las Velitas di Kolombia
Setiap 7 Desember, Kolombia merayakan Pesta Santa Maria, sebuah perayaan sakral yang dihormati bagi Maria, ibu Yesus. Perayaan ini menjadi momentum awal musim liburan dengan Noche de las Velitas (Malam Lilin Kecil).
Warga Kolombia meramaikan rumah-rumah dan jalan-jalan mereka dengan jutaan vela, atau lilin, baik putih maupun berwarna, yang ditempatkan di dalam lentera kertas bermotif.
4. Perayaan Natal 7 Januari di Ethiopia
Natal biasa dirayakan tiap 25 Desember. Tapi umat Kristen di Ethiopia justru merayakan Natal pada 7 Januari karena mereka mengikuti kalender Julian. Tradisi perayaan Natal di Ethiopia dikenal sebagai Ganna atau Genna, di mana orang-orang mengenakan pakaian tradisional, sebagian besar mengenakan netela, syal katun putih tipis dengan garis-garis berwarna cerah di ujungnya.
Di samping pakaian, perayaan Ganna juga melibatkan ritual keagamaan, doa, nyanyian, serta perayaan makanan bersama keluarga.
BACA JUGA:
Momen ini membawa bersama kegembiraan, kehangatan, dan kebersamaan dalam merayakan kelahiran Yesus Kristus.
5. Pemberian Bunga Poinsettia, di Meksiko
Poinsettia, berasal dari wilayah Amerika Tengah. Legenda yang berasal dari Meksiko menceritakan kisah yang menjadi asal-usul bunga ini.
Mengisahkan tentang seorang gadis pada Malam Natal tidak memiliki apa pun untuk dipersembahkan kepada bayi Yesus, kecuali seikat rumput liar. Dalam ketulusan hatinya, dia memutuskan untuk meletakkan rumput itu di dekat tempat kelahiran Yesus.
Saat dia menempatkan rumput itu, secara ajaib rumput liar tersebut berubah menjadi bunga warna merah. Bunga ini dikatakan memiliki daun yang mirip dengan bintang Betlehem.
BACA JUGA:
Sejak saat itu, bunga ini dikenal sebagai Flores de Nochebuena, yang artinya Bunga Malam Suci, dan menjadi identik dengan perayaan Natal di Meksiko.
6. La Quema del Diablo di Guatemala
Di Guatemala, terdapat sebuah ritual unik dalam perayaan Natal. Pada saat matahari tenggelam pada 7 Desember, masyarakat berkumpul di berbagai kota dan desa untuk merayakan La Quema del Diablo atau Pembakaran Iblis.
Ritual ini telah menjadi bagian dari tradisi Guatemala sejak abad ke-17 Masehi. Keyakinan masyarakat setempat adalah dengan membakar patung setan, akan membersihkan rumah mereka dari kejahatan dan malapetaka yang mereka alami selama tahun sebelumnya.
7. Misa Tengah Malam di Roma
Tradisi Misa Tengah Malam pada Malam Natal memiliki akar sejarah yang kaya dan menarik. Banyak teolog meyakini bahwa tradisi ini dimulai dari para peziarah yang berkumpul di tempat yang sekarang dikenal sebagai Israel.
Perayaan Misa Tengah Malam menjadi bagian dari perayaan Natal di Gereja Katolik Roma dan Gereja Kristen lainnya. Tradisi ini mencerminkan momen sakral kelahiran Yesus Kristus, di mana umat Kristen berkumpul untuk merayakan kelahiran Sang Juru Selamat dengan doa, nyanyian, dan kekhusyukan.
8. Réveillon de Noël di Québec, Kanada
Di Québec, keluarga-keluarga Perancis merayakan Natal pada malam tanggal 24 Desember yang dikenal dengan nama Réveillon de Noël.
Perayaan dilakukan pada larut malam hingga dini hari, menggambarkan arti dari istilah "réveillon" berasal dari kata Perancis "réveil," berarti "kebangkitan." Tradisi ini merupakan warisan dari Perancis dan juga dirayakan di New Orleans.
Secara tradisional, perayaan dimulai dengan menghadiri misa tengah malam di gereja sebelum kembali ke rumah. Perayaan dilanjutkan dengan makan malam. Meja dihiasi dengan hidangan-hidangan lezat seperti tourtière (pai daging cincang), kentang tumbuk, kalkun, dan coquilles Saint-Jacques (kerang dalam cangkang). Di antara hidangan tersebut, ada pula bûche de Noël, merupakan kue log Yule, serta sucre à
la crème, permen yang terbuat dari gula dan krim.
(Salman Mardira)