PEMERINTAH baru-baru ini mulai kembali mempersiapkan vaksin booster Covid-19. Hal ini seiring dengan peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di beberapa negara belakangan ini, salah satunya Indonesia.
Lantas, seberapa efektif dan berapa lama vaksin booster bisa membentengi tubuh dari penularan Covid-19? Berikut ulasannya, dilansir dari beberapa sumber, Rabu, (13/12/2023).
Vaksin booster dinilai dapat meningkatkan atau mengembalikan efektivitas vaksin Covid-19 sebelumnya yang bisa melemah seiring berjalannya waktu. Dengan mendapatkan vaksin booster ini, antibodi tubuh bisa terbentuk kembali sehingga tubuh tetap kuat melawan virus Corona.
Hingga saat ini, para peneliti menyebut bahwa efek perlindungan pada tubuh seseorang setelah dia menerima vaksin booster jenis Pfizer dan Moderna bisa bertahan hingga 6–7 bulan. Untuk lamanya perlindungan yang diberikan vaksin booster lainnya masih terus diteliti, tetapi diperkirakan antibodi yang terbentuk juga bisa menetap hingga setidaknya enam bulan.
Dilansir dari laman Kemenkes RI, risiko kematian bagi non lansia tanpa komorbid yang telah mendapat booster adalah 0,49 persen. Sedangkan risiko kematian bagi lansia tanpa komorbid yang sudah mendapat booster yakni 7,5 persen.
Risiko kematian non lansia tanpa komorbid yang telah vaksinasi lengkap dua dosis adalah 2,9 persen. Sedangkan risiko kematian lansia tanpa komorbid yang telah mendapat vaksin lengkap dosis yakni 22,8 persen.
Jumlah kematian pada kelompok yang memiliki komorbid yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap sebanyak 739 kematian dibandingkan dengan yang telah mendapatkan booster hanya terdapat 20 kematian.
Ini artinya, vaksinasi lengkap ditambah booster dapat memberikan perlindungan hingga 91 persen dari kematian, atau risiko terburuk lainnya akibat Covid-19. Oleh sebab itu, pemerintah terus mempercepat laju vaksinasi bekerja sama dengan pemerintah daerah, serta instansi-instansi lain, seperti TNI dan Polri mengingat pentingnya vaksinasi ini
Meski telah mendapatkan vaksinasi lengkap atau telah menerima booster bukan berarti masyarakat bisa abai terhadap protokol kesehatan.
Vaksinasi dan disiplin menjalankan protokol kesehatan harus dijalankan secara berbarengan karena dua hal ini merupakan kunci agar dapat memutus rantai penyebaran virus Covid-19 dan melindungi anggota keluarga, termasuk orang tua, dari risiko terburuk.
(Leonardus Selwyn)