ANCAMAN akan kasus pneumonia yang tengah marak di Beijing hingga Belanda, juga sudah mulai diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia.
Baru-baru ini, Kemenkes diketahui sudah meminta kepada semua jajarannya untuk siaga, terkait laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sudah ada peningkatan kasus pneumonia pada anak-anak di China.
Meskipun secara garis besar belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini, tetapi berdasarkan laporan epidemiolog, sebesar 40 Persen kasus disebabkan oleh mycoplasma pneumonia.
BACA JUGA:
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, (Dirjen P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan melalui surat edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia yang terbit pada 27 November 2023, maka hal ini juga dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya antisipasi.
“Penerbitan surat edaran tersebut bertujuan mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia,” kata Dirjen Maxi, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Kamis (30/11/2023)
Menindaklanjuti surat edaran di atas, Maxi meminta kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global, sambil meningkatkan kewaspadaan dini.
“Seluruh pihak diminta untuk menggencarkan upaya promosi kesehatan, berupa edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit pneumonia,” tambahnya.
Tak hanya itu, KKP dan fasilitas pelayanan kesehatan di daerah juga diminta Kemenkes untuk melakukan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah. Nantinya, jika terjadi penemuan kasus, bisa dilaporkan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
(Rizky Pradita Ananda)