MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
MENGUAK sejarah Terminal Rajabasa di Jalan ZA Pagaralam, Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung. Terminal penumpang tipe A salah satu terminal terbesar dan tersibuk di Pulau Sumatera.
Terminal Rajabasa melayani Angkutan Antarkota Antarprovinsi (AKAP) dan Antarkota dalam Provinsi (AKDP). Layanan transportasi darat dari terminal induk ini menghubungkan Bandarlampung dengan kota-kota di Sumatera, Pulau Jawa, Bali hingga Lombok.
BACA JUGA:
Terminal Rajabasa sempat mengalami masa kejayaan di era 1980-an hingga awal 2000-an. Terminal seluas 12 hektare ini terkenal sebagai terminal transit seluruh bus AKAP dan AKDP.
Biasanya, hampir 200 lebih unit bus per hari singgah ke Terminal Rajabasa. Jumlah tersebut bahkan bisa membeludak saat hari libur dan momentum Lebaran.
Dibangun pada 1984, Terminal Rajabasa menjadi induk dari semua aktivitas moda transportasi darat di Lampung.
BACA JUGA:
Seiring terbukanya Jalan Lintas Sumatera pada awal 1980-an, Terminal Rajabasa kerap menjadi terminal penghubung daerah tujuan.
Terminal Rajabasa sempat direvitalisasi setelah diserahterimakan dari Pemerintah Kota Bandarlampung ke Kementerian Perhubungan pada 2017.
Bahkan, Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VI Provinsi Bengkulu dan Lampung Direktorat Jenderal Perhububungan Darat selaku pengelola Terminal Rajabasa telah memberikan anggaran tambahan untuk penambahan fasilitas di Terminal Induk Rajabasa. Salah satunya untuk pengadaan CCTV dan fasilitas ruang tunggu penumpang.
Saat ini suasana Terminal Induk Rajabasa sudah lebih baik, baik dari segi keamanan maupun fasilitas yang ada disana. Kesan angker di Terminal Rajabasa kini sudah tidak ada lagi, suasana sudah mulai kondusif dan aman.
Dengan pemasangan lampu di terminal ini, membuat pengunjung terminal menjadi lebih nyaman.
Selain menyediakan ruang tunggu yang luas dan bersih, Terminal Rajabasa juga memberikan fasilitas puskesmas pembantu (Pustu) dan masjid, serta beberapa toilet yang cukup bersih.
(Salman Mardira)