MUSIM panas secara alami akan meningkatkan suhu udara, menjadikan suhu dari udara yang bersirkulasi jadi panas dan kering. Kondisi yang beberapa waktu belakangan ini tengah melanda sebagian besar wilayah Indonesia.
Musim kemarau tahun ini di Indonesia, dikutip dari laman resmi BMKG, disebutkan bahwa sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami awal musim kemarau 2023 pada kisaran bulan April hingga Juni 2023.
Seperti tahun sebelumnya, musim kemarau kali ini juga dihadapi masyarakat Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Lalu apakah musim panas ini bisa membantu untuk memperlambat penyebaran virus SARs-COV-2 penyebab infeksi Covid-19, seperti yang diyakini sebagian orang karena suhu panas tersebut bisa membantu melemahkan partikel virus yang mengudara.
Sayangnya, musim panas atau kemarau tidak berpengaruh untuk membantu memperlambat penyebaran virus penyebab Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, penularan Covid-19 tak memandang iklim atau cuaca apapun.
"Covid-19 bisa ditularkan dalam iklim apa pun," bunyi pernyataan WHO, dikutip dari Times of India, Rabu (26/4/2023)
Terlepas dari kondisi iklimnya, lebih lanjut dikatakan Covid-19 bisa gampang menular dari satu orang yang terinfeksi, ke orang yang sehat jika kondisinya memungkinkan untuk penularan virus.
"Di mana pun berada, apa pun iklimnya, setiap orang wajib menjaga kebersihan diri, seperti sering mencuci tangan, menutup mulut saat bersin atau batuk, dan memakai masker,” imbau WHO.
Sehubungan dengan Covid-19, penggunaan masker hingga saat ini masih dianjurkan oleh beberapa ahli kesehatan. Dikutip dari Mayoclinic, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) masih sangat merekomendasikan untuk pakai masker, baik di dalam maupun luar ruangan, terutama jika berada di rumah sakit untuk mencegah penularan SARS-CoV-2, virus penyebab infeksi Covid-19.
(Rizky Pradita Ananda)