KEMENTERIAN Kesehatan RI baru saja melaporkan temuan 42 kasus anak dengan lumpuh layu akut atau acute flaccid paralysis (AFP) di DKI Jakarta.
Diungkap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dari jumlah 42 kasus, sebanyaknya 20 anak dinyatakan negatif Polio.
Temuan kasus ini, seperti disampaikan Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman, bisa jadi alarm untuk mewaspadai penyakit Polio.
“Ini adalah salah satu upaya untuk mendeteksi keberadaan potensi Outbreak dari polio, karena penyebab dari AFP ini cenderung dari virus polio, jadi kasus ini kaitannya dengan kasus polio," jelas Dicky saat dihubungi MNC Portal, Rabu (12/4/2023)
Terkait penyakit polio, Dicky memperingatkan bukan hanya pada anak-anak, pada dasarnya Polio bisa ditularkan kepada siapapun. Media penularannya, bisa lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi feses atau kotoran (tinja) orang membawa virus Polio.
"Dia tertular dari kontaminasi dari feses ke kotoran penderita yang membawa virus polio, kontaminasinya mencemari makanan atau minuman yang dikonsumsi si calon penderita atau pasien," sambungnya.
BACA JUGA:
Sehubungan dengan temuan kembali munculnya polio, yang sebetulnya sudah sempat hilang dari Indonesia sejak 2014, sangat disayangkan oleh Dicky. Ia menilai, ini artinya bukan hanya cakupan vaksinasi polio yang masih rendah, tapi juga sanitasi buruk.
"Artinya ada isu dengan sanitasi lingkungan yang buruk, perilaku personal atau kelompok berkaitan dengan hygienitas yang buruk. Sangat memprihatinkan saat ini Indonesia mengalami lagi outbreak dari polio. Sering saya bilang, imunisasi harus diberikan pada anak-anak, ini terabaikan dan akhirnya dialami oleh kita (outbreak Polio)," tutup Dicky.
(Rizky Pradita Ananda)