PUSAT Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengidentifikasi 3 orang tewas, 8 orang kehilangan penglihatan, dan 4 orang harus jalani pengangkatan bola mata setelah menggunakan obat tetes yang diproduksi di Chennai, India.
Obat tetes mata tersebut diduga terkontaminasi bakteri Pseudomonas aeruginosa yang kebal terhadap antibiotik lini ketiga, Carbapenem.
Laporan CDC tersebut segera diklarifikasi oleh Kementerian Kesehatan India, dikatakan bahwa produk tetes mata yang dituduhkan itu punya standar kualitas yang baik, tidak terkontaminasi.
"Tidak ada kontaminasi bakteri dari sampel yang diuji," ungkap laporan Kemenkes India, dikutip dari Indian Express, Kamis (6/4/2023).
Sampel uji adalah produk tetes mata dari batch serupa yang dianggap berbahaya. Kemenkes India mendapatan sampel itu dari produsen di Chennai.
BACA JUGA:
Karena ada tuduhan itu, perusahaan tetes mata, Global Pharma Healthcare, pada Februari 2023 secara sukarela menarik produk dari pasaran. Tak hanya itu, produksi pun dihentikan hingga penyelidikan selesai.
BACA JUGA:
Produk tetes mata yang diduga bermasalah itu diketahui punya fungsi untuk mengatasi iritasi mata atau melindungi mata dari kondisi kering.
Secara terpisah, laporan Hindustan Times mengungkapkan bahwa ada beberapa kondisi medis pasca penggunaan obat tetes mata yang diduga bermasalah.
"Pasien mengalami beberapa kondisi serius, mulai dari infeksi mata hingga mata berdarah akibat keracunan yang biasa disebut sepsis," terang laporan tersebut.
Infeksi mata itu yang kemudian dikaitkan dengan risiko kebutaan hingga kematian. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pun sampai mengeluarkan imbauan untuk tidak menggunakan produk tersebut.
(Dyah Ratna Meta Novia)