Alasan Kenapa Kurang Tidur Dapat Sebabkan Perut Cepat Lapar

Cita Najma Zenitha, Jurnalis
Kamis 16 Februari 2023 08:55 WIB
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Share :

ALASAN kenapa kurang tidur dapat sebabkan perut cepat lapar penting untuk diketahui. Keinginan untuk makan merupakan dorongan alami dalam tubuh.

Meski begitu tubuh otomatis sudah tahu kapan waktu makan dan kapan waktu tidur. Kebanyakan seseorang mengalami dorongan rasa lapar pada malam karena kurang tidur atau terjaga.

Kurang tidur mempengaruhi nafsu makan serta bagaimana memilih makanan. Hal ini meningkatkan kemungkinan makan berlebihan dan mengkonsumsi makanan tidak sehat. Begitu sebaliknya, makan terlalu banyak dapat mempengaruhi tidur.

Mengutip dari Sleep Foundation, gangguan produksi hormon menjadi alasan kenapa kurang tidur dapat sebabkan perut cepat lapar. Gangguan produksi hormon karena kurang waktu tidur menyebabkan makan berlebihan.

Tidur memainkan peran penting dalam mengatur kadar produksi hormon dalam tubuh. Hormon leptin dan ghrelin merupakan dua faktor mempengaruhi rasa lapar.

Leptin berperan menimbulkan rasa kenyang sedangkan ghrelin merupakan hormon pemicu rasa lapar.

Kurang tidur memicu peningkatan hormon ghrelin dan menurunkan kadar leptin. Hal ini menyebabkan peningkatan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan. Kadar ghrelin dan leptin yang tidak seimbang membuat seseorang makan berlebihan.

Terutama saat seseorang memiliki waktu lebih banyak terjaga. Misalnya saja terbangun pada jam 3 atau 4 malam.

Kurang tidur dapat sebabkan perut cepat lapar menyebabkan seseorang menggunakan kesempatan itu untuk makan berlebihan untuk mengganjal perut.

Kurang tidur juga mempengaruhi otak dalam berpikir tentang makanan. Dalam sebuah penelitian menunjukan otak orang yang kurang tidur memandang makanan sebagai hadiah positif. Itulah alasan kenapa kurang tidur dapat sebabkan perut cepat lapar.

Keadaan otak memandang makanan bisa memicu obesitas. Sebuah studi menunjukan kurang tidur menyebabkan meningkatnya nafsu makan, terlebih lagi untuk makanan berkalori tinggi. Kurang tidur berkontribusi terhadap meningkatnya angka obesitas pada anak dan remaja.

Penambahan berat badan atau obesitas memperburuk tidur. Orang obesitas beresiko mengalami apnea tidur obstruktif, yaitu gangguan pernapasan selama tidur. Setelah penderita apnea tidur obstruktif tertidur jalan nafas mereka menyempit.

 (RIN)

(Dyah Ratna Meta Novia)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya