KABUPATEN Banyumas di Jawa Tengah dulu bernama Selarong. Perubahan nama ini memiliki kisah menarik yang dituturkan dalam cerita rakyat.
Selarong berasal dari dua kata yaitu 'saila' yang artinya gunung dan 'rong' yang artinya celah. Hal ini sesuai kondisi geografis Banyumas yang dikelilingi oleh gunung atau perbukitan.
Mengutip dari laman resmi Pemkab Banyumas, hari jadi Banyumas ditetapkan pada 22 Pebruari 1571 Masehi, ditentukan berdasarkan perhitungan tanggal dan hari di mana R. Joko Kaiman (Adipati Mrapat) yang bergelar Adipati Warga Utama II diangkat atau ditetapkan oleh Sultan Pajang sebagai Adipati Wirasaba VII menggantikan rama mertuanya yaitu Adipati Warga Utama I (Adipati Wirasaba VI).
BACA JUGA:Objek Wisata Banyumas Dijaga Ratusan Personel saat Libur Nataru, Ciptakan Rasa Aman bagi Wisatawan
Joko Kaiman adalah pendiri sekaligus bupati pertama Banyumas. Makam Joko Kaiman di Banyumas kini disakralkan dan sering diziarahi.
Sementara dalam cerita rakyat disebutkan bahwa dahulu kala daerah Selarong kedatangan seorang pria asing dengan mengendarai kuda.
Mengutip dari artikel di lama dosenwisata.com, pria tersebut berperilaku aneh sehingga masyarakat jadi was-was dengan kehadirannya.
BACA JUGA:Aneh Penuh Misteri, Ini Alasan Kenapa Socotra Dijuluki Pulau Dajjal
Karena kehadirannya dianggap meresahkan, akhirnya pria tersebut ditangkap dan dimasukkan ke dalam ruang tahanan. Walaupun belum diketahui secara pasti, apa maksud dan tujuan pria yang datang ke Selarong itu.
Kemudian suatu hari daerah Selarong dilanda kemarau panjang. Warga kesulitan air, karena sumur, sungai hingga sumber air lainnya benar-benar mengering sehingga mereka cukup menderita karena kehabisan salah satu sumber kehidupan.
Tepat ketika pria itu sedang dipenjara, tiba-tiba awan hitam muncul di daerah Selarong. Tak lama kemudian, turunlah hujan yang sangat lebat sehingga warga pun bahagia karena kini mereka tidak akan kekeringan lagi.
Saking gembiranya mendapatkan air, warga Selarong pun berteriak "Banyu...banyu...banyu!" yang artinya adalah emas, emas, emas. Mereka menganggap air hujan itu sangatlah berharga, bak emas yang bernilai tinggi.
Nah dari situlah tercetus nama Banyumas yang mana sebelumnya bernama Selarong. Dikarenakan kala itu terjadi hujan lebat setelah dilanda kemarau dan kekeringan cukup parah, hingga membuat warga hampir putus asa.
(Salman Mardira)