SURVEI Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 dari Badan Pusat Statistik menyebutkan, bahwa faktanya anak-anak Indonesia masih mengalami kerawanan akses terhadap makanan sehari-hari.
Ditambah dengan kenaikan harga bahan pokok dan pangan, imbas dari inflasi dan kenaikan BBM. Akhirnya menyebabkan daya beli masyarakat terhadap bahan pangan, khususnya protein hewani jadi menurun.
Alhasil apabila masyarakat sulit mengakses makanan bergizi, angka stunting di Indonesia akan sulit diturunkan. Disampaikan pakar ekonomi kesehatan dari Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia, Mutia A. Sayekti S.Gz., MHEcon, malnutrisi atau permasalahan gizi memang sering dikaitkan dengan status ekonomi.
Menurut Mutia, ketahanan pangan bisa dicapai ketika semua orang memiliki akses terhadap makanan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai kebutuhan diet untuk mencapai hidup sehat serta produktif.
Dalam skala rumah tangga, ketahanan pangan bisa dimulai dengan memastikan keluarga mengonsumsi gizi seimbang.
“Misalya merencanakan menu per-minggu dengan konsep isi piringku, mempertimbangkan konsumsi makan anak di luar rumah,” tutur Mutia dalam acara "Peringati Hari Pangan Sedunia, Danone Indonesia Ajak Masyarakat Cerdas Atur Pengeluaran Agar Gizi Anak Optimal".
“Ditambah juga dengan meningkatkan literasi keluarga soal kebutuhan nutrisi dan khususnya membuat anggaran khusus belanja bahan makanan," sambungnya.
Lebih lanjut Mutia menyampaikan, orang tua bisa membuat skala prioritas dalam pengeluaran belanja. Caranya mengutamakan kebutuhan yang penting, seperti pangan sehat dan bergizi untuk anak-anak di rumah.
Tips mudah untuk konsep Isi Piringku, jika estimasi belanja makanan selama 3-5 hari dengan anggaran sekitar Rp 185.000, sudah bisa mendapat lauk hewani, nabati, sayuran dan bumbu serta susu untuk keluarga yang terdiri dari dua orang dewasa dan dua anak.
Sementara itu, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK, Medical Science Director Danone Indonesia menambahkan pedoman mudah tentang konsep Isi Piringku.
"Pedoman Isi Piringku mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah, dilanjutkan dengan minum air 8 gelas/hari, 30 menit aktivitas fisik dan penerapan pola hidup bersih dan sehat," jelas Ray.
Menurut Ray, penerapan isi piringku jadi salah satu cara agar orang tua bisa memastikan kebutuhan zat gizi makro dan mikro pada anak secara cukup. Dengan catatan, orang tua juga perlu memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi memiliki kualitas gizi yang baik.
BACA JUGA:10 Makanan yang Harus Dihindari saat Biduran, Bayam Salah Satunya!
BACA JUGA:10 Dampak Obesitas yang Harus Diwaspadai, Apa Saja?
(Rizky Pradita Ananda)