Sudah Tahu Berbahaya, Kenapa Etilen Glikol dan Dietilen Glikol Masih Dipakai?

Muhammad Sukardi, Jurnalis
Kamis 20 Oktober 2022 10:00 WIB
Ilustrasi Obat Sirup. (Foto: Shutterstock)
Share :

KANDUNGAN etilen glikol (EG) dalam obat sirup dituding sebagai penyebab adanya gangguan ginjal akut pada anak-anak. EG sendiri, digunakan sebagai bahan pelarut pada obat paracetamol cair.

Mengingat EG berbahaya, lantas kenapa masih digunakan untuk pelarut obat dalam sediaan sirup? Memang, pada kadar tertentu, EG tidak membahayakan, tapi penggunaan dengan kadar tinggi bisa menyebabkan masalah.

Hal itu juga yang disampaikan Ahli Farmakologi Universitas Gadjah Mada Profesor Zullies Ikawati bahwa Industri farmasi harus memastikan bahwa bahan bakunya minim atau bebas cemaran sebelum diformulasi.

"Etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) inilah yang diduga biang kerok yang menyebabkan gagal ginjal akut jika terdapat di atas batas yang dibolehkan," terang Prof Zullies pada MNC Portal, Kamis (20/10/2022).

Pada produk paracetamol cair, sambung Prof Zullies, EG dan DEG diperlukan tentu dengan kadar aman, karena paracetamol itu sukar larut dalam air, sehingga dibutuhkan bahan tambahan sebagai pelarut.

"Nah, yang sering digunakan adalah propilen glikol atau gliserin. Propilen glikol maupun glyserin masih dimungkinkan mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), sampai batas tertentu yang dibolehkan," tambah Prof Zullies.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ada perkembangan baru bahwa beberapa produk akhir dari sirup paracetamol diduga terindikasi mengandung EG atau DEG. Namun hal ini belum tentu berada dalam kadar yang sampai menghasilkan efek toksis terhadap ginjal.

"Pengukuran DEG dan EG dalam produk akhir juga tidak mudah, karena sudah mengandung berbagai bahan lain, sehingga memerlukan metode analisis yang akurat dan sensitif. Apakah pemeriksaannya sudah akurat? Harus dipastikan," ungkap Prof Zullies.

Sekadar informasi, Kematian anak yang dihubungkan dengan konsumsi obat parasetamol sirup ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Kasus serupa sebelumnya terjadi di Bangladesh pada 1990 dan 2009 dan baru-baru ini di Gambia, Afrika Barat.

Pada Januari 1990, sebanyak 339 anak di sebuah rumah sakit di Dhaka mengalami gagal ginjal. Dari pemeriksaan toksikologi yang dilakukan disimpulkan bahwa kejadian ini disebabkan oleh sirup parasetamol yang mengandung diethylene glycol (DEG).

Sementara pada 2009, setidaknya 25 anak di Bangladesh tewas setelah mengonsumsi sirup parasetamol yang diyakini tercemar bahan kimia beracun. Menurut keterangan kementerian kesehatan Bangladesh, sirup parasetamol itu menjadi racun setelah produsen mengganti salah satu bahannya dengan alternatif yang lebih murah.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya