Ahli Epidemiologi Sebut Indonesia Hot Spot Penyakit Baru, Apa Alasannya?

APAKAH belakangan ini Anda merasa banyak penyakit baru yang bermunculan? Bahkan, yang teranyar penyakit misterius yang dilaporkan di Jakarta Selatan.

Sebelumnya, ditemukan kasus Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak, hepatitis akut yang sampai saat ini tidak diketahui penyebabnya, pun cacar monyet walau kasusnya tidak ditemukan di Indonesia.

 

Penyakit zoonosis sangat besar kemungkinan terjadi di Indonesia. Hal ini, kata Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman, karena negara ini adalah hot spot wabah atau penyakit baru yang memang besar kemungkinannya.

"Indonesia itu hot spot atau lokasi yang memungkinkan terjadinya wabah atau penyakit baru, termasuk zoonosis atau penyakit hewan yang menular ke manusia," kata Dicky berbicara ke MNC Portal, Jumat (3/6/2022).

Kenapa hal itu bisa terjadi?

Dicky menjelaskan, karena di Indonesia ini manusia punya kontak dekat dengan hewan yang lebih sering. Bahkan, rumah dengan kandang ternak misalnya, itu sangat berdekatan.

Tidak adanya jarak antara manusia dengan hewan ini yang meningkatkan risiko zoonosis atau perpindahan virus hewan ke manusia. Tikus misalnya, hewan tersebut di Indonesia dekat sekali dengan manusia keberadaannya.

Bahkan, lanjut Dicky, Anda bisa lihat di beberapa video misalnya tikus hidup di dapur atau tikus menetap di rumah yang sangat kotor. Habitat tikus yang dekat dengan manusia ini memicu perpindahan penyakit lebih mungkin terjadi,

"Dengan adanya masalah ini, menurut hemat saya, kita semua harus menata ulang kesehatan lingkungan, kesehatan manusia, dan kesehatan hewan," saran Dicky.

Kasus flu burung besar sekali potensinya di Indonesia. Lalu, ada demam berdarah hingga penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh tikus. "Jika masalah ini dikelola dengan baik, potensi zoonosis bisa ditekan," katanya.

(Dyah Ratna Meta Novia)