Kisah Dokter Gigi Praktik di Tengah Pandemi, Prioritas Sembuhkan Pasien dan Lebih Hati-Hati

Yaomi Suhayatmi, Jurnalis
Kamis 21 Januari 2021 10:29 WIB
Dokter Gigi Elyta Sari tetap bertugas di masa pandemi covid-19 ini. (Foto: Yaomi Suhatyami/Okezone)
Share :

MESKIPUN tidak bertugas langsung di garda terdepan merawat kesembuhan pasien yang terpapar Covid-19, tetapi bertugas di rumah sakit di masa pandemi ini tentu harus tetap berhati-hati dan mawas diri. Inilah yang jalankan oleh drg Elyta Sari yang bertugas di Poli Gigi RS HGA Depok, Jawa Barat.

Profesi dokter gigi memang termasuk yang paling terkena imbas sejak pandemi, itulah sebabnya banyak dokter gigi yang tidak berpraktik di awal-awal pandemi baik yang praktik mandiri di rumah, maupun di klinik, puskesmas, dan rumah sakit karena khawatir risiko percikan lidah (droplet) yang menjadi sumber penularan virus corona. Sementara, profesi dokter gigi saat threatment area kerjanya adalah di wilayah mulut dan gigi yang tentunya rentan terhadap penularan virus yang sedang menjadi momok menakutkan bagi dunia saat ini.

Baca juga: Ini Rekomendasi Vitamin untuk Pasien Covid-19, Bantu Proses Penyembuhan 

Dikisahkan dokter yang biasa disapa Elyita itu, ia sempat tidak praktik selama beberapa bulan tepatnya sekira Maret dan baru praktik lagi Juli tahun lalu. Itu pun setelah semua persiapan di rumah sakit selesai. "Sebelum praktik dibuka kembali, pihak rumah sakit sudah menyiapkan pengaman, seperti pemasangan instalasi penyedot udara keluar. Kalau sebelum pandemi kan tidak ada penyedot udara ya. Udara ruangan AC seperti ini terkumpul di satu ruangan saja," jelasnya.

Selain pemasangan instalasi, juga disiapkan pengaman lainnya seperti pemasangan box sterilzer with dyer dan juga penerapan disiplin 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun).

Baca juga: Terapi Plasma Konvalesen Ternyata Sudah Digunakan Sejak 1 Abad Lalu 

Memang, sebagai manusia biasa rasa khawatir tentu ada, akan tetapi seiring waktu SOP dari pihak RS juga semakin jelas di samping kesadaran masyarakat juga semakin meningkat. "Alhamdulillah semuanya jalan dengan menyesuaikan dengan adaptasi kebiasaan baru, SOP juga semakin jelas dan kita juga belajar dengan situasi yang ada, demikian juga kesadaran pasien sendiri," tuturnya.

Tugasnya yang beriteraksi dengan pasien di saat pandemi seperti sekarang tetap saja membuat keluarga khawatir. Kekhawatiran datang dari suaminya, namun ia berusaha meyakinkan bahwa dalam bertugas sudah sesuai dengan protokol kesehatan. "Suami sempat khawatir, di rumah sakit aman tidak, instalasinya lengkap tidak, gimana sistemnya dan pertanyaan lainnya ya. Saya bilang ke suami, Insya Allah aman," ucapnya.

Selama berpraktik, dokter yang dibantu salah satu asisten ini menggunakan APD lengkap. Awalnya memang terasa tidak biasa mengenakan masker medis jenis chemical mask half face yang menutupi sebagian wajahnya. Di awal, ia akui memang terasa risih karena tidak biasa menggunakan masker jenis masker resipirator tersebut. "Awal-awal memang ada rasa enggak biasa ya, tapi lama-lama jadinya biasa, suka ditanya engap enggak pakai masker jenis ini? Saya bilang enggak, karena makin ke sini makin biasa," tuturnya.

Dengan ramah dan teliti, ia memeriksa kondisi pasien demi pasien yang datang kepadanya. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan seperti apa yang menjadi keluhan dan kapan mulai merasakan keluhan, Eylita kemudian meminta pasiennya untuk duduk di kursi perawatan.

Baca juga: Di Israel, Ibu Hamil Wajib Dapat Vaksin Covid-19 Pertama 

Pasien diminta kumur-kumur dengan antiseptik kumur selama 20 detik kemudian dengan menggunakan sarung tangan terlebih dahulu, dan mengambil perlengkapan yang sudah disetrilkan oleh perawat sang asisten, baru kemudian memeriksa kondisi gigi pasien. Seperti sore itu misalnya, ada seorang pasien yang salah satu gigi graham atas ternyata sudah mati dan bagian sarafnya harus dibersihkan karena menimbulkan bengkak di sekitar gusi.

Dengan cekatan, ia melakukan threatment selama kurang lebih 20 menit mulai dari pembersihan karang gigi, bor, pembersihan, dan memasang tambal sementara. "Ini saya tambal sementara dulu ya, satu minggu lagi ibu datang lagi untuk kita berikan threatment lanjutan," ucapnya yang diiyakan oleh sang pasien.

Selesai threatment, ia kemudian menjelaskan kondisi gigi sang pasien secara rinci dengan menggunakan replika gigi dan menunjuk satu persatu sehingga pasien yang awam dengan masalah gigi bisa mengerti dengan penjelasannya.

Baca juga: Terapi Plasma Konvalesen Efektif untuk Pasien Covid-19, Simak Cara Kerjanya 

"Ibu saat ini saya lakukan threatment ortodontik namanya ya. Ada beberapa proses lanjutan lagi supaya gigi Ibu bisa benar-benar pulih seperti sedia kala. Saya kasih nomor telepon saya langsung. Jika dalam seminggu ini ada keluhan gigi, misalnya sakit sekali, ibu langsung kontak saya ya," katanya sambil menuliskan nomor HP aktifnya di atas kertas dilanjutkan dengan menulis resep obat-obatan untuk sang pasien.

Bagi Eylita, setiap pasien yang datang kepadanya harus mendapatkan pelayanan terbaik, tidak hanya pada saat datang, tetapi selalu siap jika ada keluhan sesudah threatment. Kesembuhan pasien adalah priotas utama, meski pandemi tidak menghalanginya untuk membantu para pasien yang memiliki masalah dengan gangguan kesehatan gigi dengan sebaik-baiknya.

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya