KOTA Pontianak yang dilintasi garis khatulistiwa memiliki banyak objek wisata sejarah. Ibu Kota Kalimantan Barat yang dilalui Sungai Kapuas dan Sungai Landak ini adalah destinasi menarik untuk dikunjungi.
Paling terkenal tentu saja Tugu Khatulistiwa. Berlokasi sekitar 3 kilometer dari Kota Pontianak, tugu ini berada tepat di atas garis yang membelah bumi bagian utara dan selatan. Tugu ini merupakan ikon Pontianak.
Anda bisa berwisata sekaligus mempelajari informasi-informasi tentang garis khatulistiwa di tugu yang berdiri sejak 1928 ini.
Baca juga: Pesona Taman Nasional Lorentz Papua, Salju Abadi hingga Habitat Aneka Burung
Di sini Anda bisa mencoba membuktikan kuatnya gaya tarik bumi dan juga melihat keunikan yang dimiliki Tugu Khatulistiwa, yaitu saat tanggal 21–23 Maret atau 21–23 September terdapat fenomena saat matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa yang membuat semua benda yang berada di atas garis ini tidak memiliki bayangan.
Tugu Khatulistiwa Pontianak (Okezone)
Selain Tugu Khatulistiwa, berikut objek wisata sejarah lainnya di Pontianak :
Rumah Betang Radakng
Rumah Betang Radakng merupakan replika rumah adat suku Dayak yang dinobatkan sebagai rumah adat terpanjang di Indonesia. Rumah ini memiliki panjang mencapai 138 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi 7 meter. Replika rumah adat ini berada di Jalan Sultan Syahrir, Kota Baru, Pontianak.
Baca juga: Berkunjung ke Restoran Antik di Jakarta, Ada Wayang hingga Sepeda Onthel
Rumah panggung panjang yang sengaja dibangun oleh pemerintah ini berbahan kayu ulin dan dihiasi dengan ukiran dan lukisan khas Dayak yang menambah keindahan arsitekturnya. Rumah ini kerap digunakan untuk berbagai aktivitas seni.
Tugu Digulis
Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing juga tidak kalah terkenalnya dengan Tugu Khatulistiwa. Tugu yang mempunyai bentuk yang mirip dengan 11 bambu runcing ini dibangun untuk mengenang jasa kesebelas tokoh Sarekat Islam di Kalimantan Barat yang gugur dalam perjuangan melawan Pemerintahan Belanda.
Tugu yang juga dikenal dengan nama Tugu Bundaran Untan ini terletak di Bundaran Universitas Tanjungpura, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak.
Keraton Kadriah
Keraton Kadriah atau Keraton Kadariah adalah Istana Kesultanan Pontianak yang dibangun pada abad ke-17. Struktur bangunannya terbuat dari kayu pilihan dan didominasi dengan warna kuning, warna khas keraton melayu lainnya. Pada bagian depan, tengah, dan kiri depan Keraton terdapat 13 meriam kuno buatan Portugis dan Perancis.
Di dalam istana ini juga masih memiliki koleksi benda-benda peninggalan asli kerajaan lainnya, seperti pusaka dan artefak, cermin antik dari Prancis (Kaca Seribu), foto keluarga Sultan, dan arca-arca.
Keraton ini berlokasi di Jalan Tj. Raya 1, Dalam Bugis, Pontianak.
Museum Negeri Sejarah Budaya Khas
Museum ini dibagi menjadi tiga ruangan yang masing-masing memiliki koleksi yang berbeda, mulai dari koleksi geografika, biologika, arkeologika, historika, numismatika, heraldika, ruang budaya Kalimantan Barat hingga ruang keramik.
Museum yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani Parit Tokaya, Pontianak Selatan, Kota Pontianak ini didirikan oleh Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Kalimantan Barat dan diresmikan pada tanggal 4 Oktober 1983 oleh Dirjen Kebudayaan Depdikbud.
Museum Negeri Sejarah Budaya Khas ini memiliki luas sekitar 3.905 meter persegi yang berisi berbagai macam koleksi artefak temuan di Kalimantan Barat, koleksi benda kerajaan, kerajinan seni dan budaya Suku Dayak, hingga koleksi keramik dari China.
(Salman Mardira)