DEPRESI merupakan suatu kondisi gangguan kesehatan mental berupa perasaan sedih. Keadaan depresi bisa berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang. Depresi dinilai sebagai reaksi normal sementara terhadap peristiwa-peristiwa hidup seperti kehilangan sesuatu.
Namun ternyata tidak semua orang menyadari keadaan depresi ini, bahkan sebagian ada yang menghiraukannya. Ada juga yang menganggapnya hanya kelelahan biasa, padahal hal itu ada hubungannya dengan masalah psikologis.
Baca juga: Ini Deretan Makanan yang Bisa Bantu Meredakan Depresi
Nah, berikut tanda-tanda depresi yang mungkin saja tidak disadari, seperti dikutip dari Healthline, Jumat (11/12/2020).
1. Sangat kelelahan
Kelelahan adalah gejala umum depresi. Kadang-kadang seseorang akan mengalami tingkat energi yang lebih rendah, dan bisa merasa lesu di pagi hari, berharap tetap di tempat tidur daripada pergi bekerja.
Meskipun sebagian percaya bahwa kelelahan berasal dari stres, depresi juga dapat menyebabkan kelelahan. Namun, tidak seperti kelelahan sehari-hari, kelelahan yang berhubungan dengan depresi juga dapat menyebabkan masalah konsentrasi, perasaan mudah tersinggung, dan apatis.
Baca juga: 5 Tips Mengatasi Depresi yang Perlu Anda Ketahui
2. Masalah pencernaan atau jadwal buang air besar yang tidak teratur
Masalah pencernaan, seperti sembelit dan diare bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman. Seringkali disebabkan keracunan makanan atau virus gastrointestinal, serta kerap mudah mengasumsikan bahwa ketidaknyamanan usus berasal dari penyakit fisik.
Bisa jadi ketika perut Anda tiba-tiba tidak nyaman, juga mengalami gangguan pencernaan, ternyata sedang mengalami depresi.
3. Nyeri punggung atau pegal di sekujur tubuh
Anda mungkin merasa baik-baik saja ketika pagi hari, tetapi begitu mulak bekerja di kantor atau duduk di meja sekolah, punggung mulai terasa sangat sakit.
Hal ini bisa jadi stres, atau tanda Anda sedang depresi. Meskipun sering dikaitkan dengan postur atau mengalamk cedera, sakit punggung juga bisa menjadi gejala gangguan psikologis.
Psikolog dan psikiater telah lama percaya, bahwa masalah emosional dapat menyebabkan sakit dan nyeri kronis, tetapi hal spesifiknya masih diteliti, seperti hubungan antara depresi dan respons peradangan tubuh.
Baca juga: Dampak Pandemi, Makin Banyak Orang Alami Gangguan Kecemasan dan Depresi
(Hantoro)