Teknik menceritakan sebuah kisah atau story telling menjadi nilai tambah bagi wisatawan saat berkunjung ke suatu destinasi wisata. Teknik ini mampu menghidupkan suasana dalam meningkatkan pengalaman berwisata, terutama pada situs-situs warisan dunia seperti di Candi Prambanan.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani menjelaskan pentingnya story telling di media sosial dengan cara dan metode yang mampu menambah pengalaman berwisata dan menarik orang untuk mengunjunginya.
"Melalui media ini, nilai-nilai tersebut dapat disampaikan secara naratif baik melalui visual, audio, photo caption atau texts, ataupun kombinasi tiga metode tersebut," kata Rizki dalam Webinar Wisata Heritage dengan tema Mengangkat Nilai-Nilai Produk Wisata Warisan Budaya Dunia dengan Gaya Bercerita Millenial, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Okezone, Jumat (12/6/2020).
Dia juga mengatakan, kunci kesuksesan dari menghidupkan narasi dalam aktivitas pariwisata ini tidak lepas dari usaha untuk menyesuaikan arus psikologi pengunjung dengan aktivitas penceritaan narasi tersebut.
"Anak-anak muda sekarang, kalau tidak bercertia dengan baik mereka cenderung akan bosan dan tidak mau berkunjung lagi. Untuk itu, narasi yang dibangun melalui story telling yang baik, akan mampu memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, menambah pengalaman berkunjung wisatawan, hingga membangun rasa penasaran bagi orang-orang untuk mengunjungi situs-situs tersebut," ujarnya.
Baca Juga : New Normal, Jangan Gunakan Pisau yang Sama untuk Makanan Mentah dan Matang
Sejatinya story telling ini mampu membuat pengalaman berwisata yang awalnya biasa-bisa saja menjadi luar biasa. Sebab pengunjung menikmati wisata candi-candi dengan membayangkan kisah dan sejarahnya pada masa lampau.
(Dyah Ratna Meta Novia)