JUMLAH pasien positif virus corona atau COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Namun ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) di Indonesia semakin menipis.
Sementara APD wajib digunakan oleh tenaga medis untuk menangani pasien positif virus corona COVID-19. APD dipakai untuk mencegah penularan virus corona yang mengganas.
Untuk menanggulangi persoalan ini, Indonesia sebenarnya telah mendapat bantuan APD dari Pemerintah China yang tiba sejak Senin, 23 Maret 2020. Pada saat itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah memerintahkan TNI untuk mengambil langsung alat pelindung diri itu di China.
Menurut laporan Paban IV/Operasi Dalam Negeri Staf Operasi TNI, Kolonel Aditya Nindra Pasha, bantuan APD sudah didistribusikan ke sejumlah provinsi yang membutuhkan.
"Bantuan yang diterima beberapa hari lalu sudah mulai didistribusikan ke daerah yang membutuhkan APD untuk tenaga medis," ujar Aditya saat konferensi pers di BNPB, Jumat (27/3/2020).
Aditya menambahkan, proses pendistribusian dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya setiap provinsi mengirimkan penghubung atau perwakilan dari wilayah masing-masing ke Jakarta. Mereka kemudian akan dibantu menggunakan alat angkut yang telah disiapkan TNI di Jakarta atau berasal dari daerahnya.
Setelah terdistribusi dengan baik, alat pelindung diri akan diserahkan kepada gugus tugas di setiap wilayah. Mereka lah yang nantinya diberi wewenang untuk mendistribusikan lebih lanjut, kepada rumah sakit dan faskes yang membutuhkan.
"Tentunya mereka yang lebih mengerti, bagaimana atau di mana wilayah-wilayah yang sangat membutuhkan. Gugus tugas daerah akan memprioritaskan dengan sangat hati-hati," ungkapnya.
Dari proses pendistribusian tersebut, Kolonel Aditya Nindra Pasha, mengatakan saat ini hanya tersisa 19 ribu cadangan alat pelindung diri yang dipegang Pemerintah Pusat.
"Cadangan stok di pusat ada 19 ribu APD," tandasnya.
(Dewi Kurniasari)